Senin, 31 Mei 2010

Studi Kasus3 PT Resuransi Nasional Indonesia” Abstraksi :

Penerapan e-Learning telah banyak dilakukan oleh berbagai institusi di Indonesia untuk mempermudah penyampaian pelajaran dan pelatihan dengan menggunakan fasilitas berbasis system informasi elektronik. Namun, perubahan menuju era globalisasi menempatkan knowledge management sebagai salah satu kebutuhan vital bagi organisasi khususnya pemerintahan dalam upaya mengorganisasikan dan mentransfer knowledge yang dimilikinya kepada seluruh pegawai sehingga dapat memberikan dan meningkatkan pelayanan public. Knowledge Management (KM) merupakan usaha untuk meningkatkan knowledge yang berguna bagi organisasi. KM tidak hanya merupakan pengaturan knowledge saja, namun lebih pada manajemen suatu organisasi dengan focus khusus terhadap knowledge. Penerapan KM dengan sebuah system berbasis elektronik (e-Knowledge) diharapkan dapat menjadi solusi dari kebutuhan aliran knowledge yang tidak dihalangi oleh batasan waktu dan letak geografis. Melalui makalah ini akan diteliti kesiapan penerapan e-Knowledge dengan katalisator e-Learning yang telah ada pada institusi pemerintahan dengan studi kasus Direktorat Jenderal Perbendaharaan Departemen Keuangan. Kata kunci: e-Learning, knowledge, Knowledge Management (KM), e-Knowledge 1. PENDAHULUAN Belum tercapainya pelayanan publik yang memuaskan oleh pemerintah dapat menjadi indikator yang kurang bagus terhadap kinerja pemerintah sendiri. Manusia dalam paradigma lama dianggap sebagai sumber daya yang harus memberikan kontribusi besar bagi kemajuan organisasi, namun sering kali kurang mendapat perhatian yang serius dari pihak manajemen dalam peningkatan kualitas pengetahuan dan sklill-nya. Paradigma modern memandang manusia atau pegawai sebagai human capital yang merupakan aset penting bagi organisasi. Jika organisasi kehilangan aset tenaga-tenaga ahli dan tenaga profesionalnya, maka akan berdampak pada menurunnya kinerja organisasi sehingga menimbulkan kerugian material dan immaterial. Dengan membangun KM diharapkan organisasi tidak akan kehilangan knowledge yang dimilikinya. Pendokumentasian atau pengeksplisitan knowledge sangat dibutuhkan agar knowledge yang berada di dalam otak para pegawainya yang bersifat tacit bisa dimanfaatkan untuk meningkatkan knowledge pegawai yang lain sehingga organisasi bisa meminimalkan kerugian jika kehilangan tenaga ahlinya. KM juga sangat bermanfaat dalam memecahkan permasalahan dan tantangan yang dihadapi organisasi karena knowledge yang diperlukan tersedia dan bisa diakses dengan mudah oleh semua pegawai. Tercukupinya tenaga-tenaga ahli akan memudahkan organisasi untuk mencapai tujuan bisnisnya. e-Learning bisa menjadi salah satu pendorong untuk memulai pembangunan KM karena melalui adanya e-Learning organisasi akan lebih mudah menyadari pentingnya mendokumentasikan dan menyebarkan knowledge dari dan kepada pegawai. Penyebaran knowledge tersebut salah satunya dapat dilakukan melalui e-Knowledge. 2. PEMBAHASAN 2.1. e-Learning e-Learning merupakan suatu jenis belajar mengajar yang memungkinkan tersampaikannya bahan ajar kepada siswa dengan menggunakan media internet, intranet atau media jaringan computer lain [Hartley, 2001]. Keuntungan menggunakan e-Learning diantaranya: • menghemat waktu proses belajar mengajar, • mengurangi biaya perjalanan, • menghemat biaya pendidikan secara keseluruhan (infrastruktur, peralatan, buku), • menjangkau wilayah geografis yang lebih luas, • melatih pelajar lebih mandiri dalam mendapatkan ilmu pengetahuan. 2.2. Knowledge dan Knowledge Management Knowledge Management (KM) merupakan usaha untuk meningkatkan knowledge yang berguna bagi organisasi. Dalam pendekatan KM, terdapat KM Consideration yaitu Manusia, Strategi, Teknologi, dan Proses seperti terlihat pada gambar berikut: Gambar 1. KM Consideration Meskipun banyak perusahaan/organisasi mengakui pentingnya keefektifan penggunaan knowledge mereka, namun perjuangan terberat adalah pada saat memulai. Proses-proses menuju terbentuknya KM meliputi (Nonaka): a. Collaboration b. Externalization c. Internalization d. Combination Gambar 2. KM Process / Knowledge Spiral – SECI Model 2.3. e-Knowledge Untuk membangun Learning dan KM terintegrasi, dapat menggunakan model sebagai berikut: Gambar 3. e-Learning and Knowledge Management Metamodel Pada model di atas terlihat bagaimana hubungan antara e-Learning, Business Process, dan KM dalam meningkatkan kinerja organisasi. 3. PENUTUP Dengan menerapkan e-Knowledge sebagai salah satu cara menyebarkan knowledge yang dimiliki organisasi kepada pegawai, diharapkan dapat meningkatkan kualitas knowledge pegawai dan penciptaan inovasi untuk mendukung peningkatan layanan publik oleh pemerintah.

Knowledge and Business Strategy in Increasing Competitive Advantage Study of PT. Federal International Finance (case4)

YUDI PERMANA, 2003. Kajian Strategi Pengetahuan dan Bisnis dalam Upaya Meningkatkan Daya Saing PT. Federal International Finance Cabang Bogor.
Di bawah bimbingan NAZIR HARJANTO dan ARIEF DARYANTO.

Pada saat ini, proses transformasi sedang berlangsung dengan pasti dari tatanan Ekonomi Lama ke tatanan Ekonomi Baru. Transformasi tersebut berupa penekanan pada kegiatan memproses sumber daya produksi yang berbasis fisik yaitu lahan, tenaga kerja dan modal kepada penekanan kegiatan memproses sumber daya yang berbasis pengetahuan.

Dalam kondisi pasar yang semakin hiperkompetitif, persaingan pasar berlangsung dengan memanfaatkan pengetahuan sebagai basis operasi (Daveni 1999). Oleh karena itu, kelangsungan keunggulan kompetitif (competitive advantage) suatu perusahaan akan sangat bergantung kepada kapasitas inovatif yang dimiliki perusahaan tersebut.

Lalu, kenapa pengetahuan menjadi penting dan apa peranan dalam perusahaan?. Dulu, perusahaan sudah merasa memiliki keunggulan kompetitif dengan mengandalkan lokasi bisnis yang strategis, memiliki sejumlah tenaga kerja dan kemudahan mendapatkan modal. Hal itu terjadi karena jumlah pesaing yang masih dapat dihitung dengan jari, tidak adanya pilihan bagi pelanggan dalam memilih produk/jasa dan kondisi bisnis yang relatif stabil. Akan tetapi, ketika kondisi tersebut berubah sebaliknya, maka perusahaan sudah harus berpikir bagaimana produk maupun jasa yang ditawarkan dapat diterima oleh pelanggan yang semakin pintar sehingga perusahaan tersebut dapat meraih pangsa pasar yang sudah semakin mengecil besarnya. Hal tersebut dapat dijawab apabila perusahaan mengemas produk dan jasa secara inovatif. Inovasi dalam produk dan jasa dapat dilakukan apabila perusahaan tersebut memiliki pengetahuan yang cukup. Pengetahuan tersebut dapat berupa pengetahuan tentang apa yang dibutuhkan pelanggan, jaringan pemasaran, jaringan pemasok, hal-hal yang akan dilakukan oleh para pesaingnya, dan identifikasi peluang-peluang yang ada. Apabila pengetahuan yang dimiliki dapat dikelola dengan baik dan efektif maka keunggulan kompetitif perusahaan dapat dicapai dengan mudah. Jadi, peranan pengetahuan pada perusahaan sangat penting dan dapat dijadikan faktor andalan utama dalam meraih keunggulan kompetitif.

Manfaat-manfaat yang diperoleh perusahaan dalam mengelola pengetahuan. antara lain: (1) waktu pembuatan produk lebih pendek, (2) menentukan keputusan lebih cepat, (3) memperbaiki hubungan dengan pelanggan, dan (4) menciptakan peluang lebih besar dalam berinovasi (Gartner 2000). Sedangkan The Knowledge Company (2001) menggarisbawahi manfaat pengetahuan bagi perusahaan menjadi empat macam yaitu perusahaan lebih responsif, inovatif, kompetitif, dan efisiensi.


Fokus tesis ini adalah mengkaji strategi knowledge (pengetahuan) yang dapat mendukung strategi bisnis. Kajian strategi knowledge (pengetahuan) dilakukan untuk membandingkan kondisi saat ini dengan apa yang diinginkan di masa mendatang dengan melihat faktor-faktor yang berhubungan dengan pengetahuan baik internal maupun eksternal. Penentuan strategi knowledge (pengetahuan) harus sejalan dengan strategi bisnis dan dilakukan sebagai langkah awal apabila perusahaan berkeinginan untuk mengimplementasikan pengelolaan pengetahuan sehingga pengelolaan pengetahuan dapat berjalan dengan efektif dan efisien.


Tujuan penelitian ini adalah (1) Mengidentifikasi faktor-faktor lingkungan internal dan eksternal perusahaan baik yang berhubungan dengan pengetahuan maupun bisnis dan (2) Merumuskan beberapa alternatif strategi pengetahuan dan bisnis yang dapat diterapkan di PT. FIF dalam upaya meningkatkan daya saing perusahaan.


Metode penelitian yang digunakan adalah studi kasus. Langkah awal yang dilaksanakan adalah mempelajari visi dan misi perusahaan, kemudian mengkaji faktor-faktor internal-eksternal perusahaan baik dari sisi bisnis maupun knowledge (pengetahuan) dengan menggunakan sistem skoring. Skoring setiap faktor-faktor internal-eksternal perusahaan di dapat dari kuesioner yang disebarkan kepada pimpinan/staff PT. FIF yang dipilih (purposive).


Berdasarkan hasil analisa profil presaingan, terlihat bahwa perusahaan yang dianalisa yaitu PT FIF posisinya terletak paling tinggi dengan total skor sebesar 3.6786. Lalu diikuti oleh Adira, WOM, dan Para dengan total skor masing-masing 2.7991, 2.4442, dan 1.9353. Posisi tersebut diperoleh karena PT. FIF memiliki keunggulan di beberapa faktor seperti hubungan dengan dealer, proses layanan, dukungan teknologi informasi, pangsa pasar, dan modal kerja.


Berdasarkan hasil analisa matriks EFAS dan IFAS serta pemetaan pada matriks SWOT bisnis, diketahui bahwa posisi perusahaan terletak pada sel I yaitu ekspansi . Pada posisi ini, strategi bisnis umum adalah strategi strength-opportunities, memaksimalkan potensi kekuatan dalam meraih peluang yang ada.


Sedangkan dari sisi pengetahuan, hasil analisa peta knowledge (pengetahuan), menunjukkan bahwa PT. FIF memiliki kemampuan atau kompetensi lebih baik dibandingkan para pesaingnya yaitu dengan skor 3.9288. Lalu diikuti oleh Adira, WOM, dan paramulti dengan masing-masing skor adalah 2.7656, 2.9635, dan 1.6545. Jika direpresentasikan dalam peta knowledge (pengetahuan) maka posisi PT. FIF berada di atas rata-rata kemampuan ketiga pesaingnya yaitu 2.4612. Hal ini mengindikasikan bahwa posisi PT. FIF berada pada posisi Leader dalam memanfaatkan pengetahuan pada semua aktifitasnya.


Dilihat dari pemetaan SWOT Bisnis posisi PT. FIF berada pada strategi ekspansi. Dalam mendukung strategi ekspansi, berikut dijelaskan beberapa alternatif strategi bisnis yang dapat diterapkan: (1) Penetrasi Pasar; (2) Mempererat dan Memperluas Jaringan dengan Para Dealer; (3) Konsentrasi pada Penciptaan Nilai Tambah; (4) Membangun Kredibilitas Perusahaan; (5) Standarisasi Prosedur Kerja dan Tingkat Pelayanan di Seluruh Fungsi; (6) Meningkatkan Produktifitas Karyawan; (7) Membangun Brand Awareness.


Hasil analisa matriks SWOT knowledge (pengetahuan) menunjukkan bahwa upaya strategis yang perlu dilakukan adalah menciptakan iklim kondusif bagi proses integrasi dan kreasi pengetahuan. Upaya tersebut terdiri dari studi kelayakan bisnis pembiayaan alternatif, pengembangan sistem pengelolaan pengetahuan, membangun sistem CRM dan SCM, melakukan kajian perilaku pelanggan, membangun workflow secara elektronik, business intelligence, membangun intelectual property security awareness, rotasi perkerjaan secara berkala, dan memasukkan unsur keahlian ke dalam skema penggajian. Diharapkan upaya-upaya tersebut dapat menciptakan kondisi yang mendukung integrasi dan kreasi pengetahuan yang digunakan dalam proses penciptaan produk/jasa yang inovatif sehingga upaya tersebut secara langsung maupun tidak langsung dapat meningkatkan daya saing PT. FIF.


Kesimpulan hasil penelitian adalah strategi bisnis yang ada harus tetap dipertahankan dan ditingkatkan intensitasnya karena strategi bisnis PT. FIF secara umum berada pada strategi ekspansi yaitu strategi menggunakan sumber daya yang dimiliki dalam merespons peluang yang ada.


Saran bagi PT. FIF adalah (1) Tetap mempererat jaringan dengan dealer yang ada sambil mencari dealer lain yang berpotensi; (2) Pengelolaan pengetahuan dapat dilakukan secara elektronik karena ditunjang oleh kekuatan-kekuatan yang dimiliki oleh PT. FIF.

case-5 NALISIS PENGARUH BRAND KNOWLEDGE, BRAND RELATIONSHIP TERHADAP PENGGUNAAN LAYANAN 3G

Merek sebagai asset perusahaan yang tak terlihat akan melekat kuat dalam memori pelanggan. Merek memiliki daya tahan terhadap berbagai perubahan, misalnya perubahan harga. Merek juga mendorong pelanggan untuk menggunakan layanan baru yang diluncurkan perusahaan. Dengan memelihara merek, perusahaan akan memperoleh profit secara jangka panjang. Sedangkan bagi pelanggan, merek akan memudahkan mereka dalam menyederhanakan proses pembelian.
Perusahaan telekomunikasi seluler di Indonesia telah meluncurkan layanan baru berupa layanan 3G di tahun 2006. Seiring pesatnya perkembangan bisnis teknologi, teknologi 3G juga dipakai oleh pesaing. Melihat hal ini, pengelolaan merek menjadi upaya jitu bagi perusahaan untuk memenangkan persaingan.
Peluang bisnis 3G masih sangat besar untuk dikembangkan. Namun, melihat masih minimnya penggunaan layanan 3G, maka perusahaan telekomunikasi seluler perlu mengetahui nilai brand dan pengaruhnya terhadap perilaku penggunaan layanan 3G khususnya bagi mahasiswa di kota Bandung. Model yang digunakan dalam melihat pengaruh brand terhadap perilaku penggunaan layanan 3G adalah Model Brand Knowledge Keller.
Pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan convenience sampling. Data pada penelitian ini diperoleh melalui penyebaran kuesioner terhadap mahasiswa IT Telkom, Universitas Kristen Maranatha, dan Universitas Katholik Parahyangan.
Hasil penelitian menemukan bahwa variabel Brand awareness dan Brand Image mempengaruhi Brand Satisfaction, dan variabel Brand Attachment mempengaruhi Future Purchase. Hal ini berarti bahwa ada hubungan antara Brand knowledge dengan Brand relationship, dan ada hubungan antara Brand relationship dengan Behavioral outcomes.
Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi perhatian bagi perusahaan telekomunikasi seluler di Indonesia dalam membuat kebijakan yang akan dapat meningkatkan nilai brand dan mendorong pelanggan untuk mau menggunakan kembali layanannya di masa datang

Harper's Bazaar Indonesia 10th Anniversary Special Edition

Alphabet by Didi Budiardjo for Harper's Bazaar Special Bag Design
photography : luki for lukimages
photography assistant : Ari , Teuku Ajie
digital imaging : M. Desfian, luki
accessories : Rinaldy A. Yunardi
make up and hair : Susy Turino - Kleo

Sony Bravia











































































photographer : luki for lukimages
assistant : Teuku Ajie & Ari
digital imaging : luki & Muhamad Desfian

magazine : Elle Decoration
stylist : Yoland Handoko
make up & hair do : Marlene
model : Renata @ VTM

(X).S.M.L ad campaign 2010
































































photography : luki for lukimages
assistant : Ari & Teuku Ajie
digital imaging : luki & Mdesfian

YSL






























YSL Indonesia make up trend
photography : luki for lukimages
assistant : Ari & Teuku Ajie
digital imaging : Luki & Mdes
stylist : Dien Tirto Buwono

PENERAPAN KNOWLEDGE MANAGEMENT DI PERPUSTAKAAN FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN (FKIK) UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA

Makalah ini dibuat dalam rangka menyelesaikan tugas individu yang diberikan Ibu Utami Budi Rahayu Hariyadi, M.Lib., M.Si dalam mata kuliah Knowledge Manajemen dan Preservasi Pengetahuan.

Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Program Studi Magister Management Ilmu Perpustakaan Universitas Indonesia.

PENERAPAN KNOWLEDGE MANAGEMENT

DI PERPUSTAKAAN FAKULTAS KEDOKTERAN

DAN ILMU KESEHATAN (FKIK)
UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA

Latar Belakang

Knowledge Management adalah suatu rangkaian kegiatan yang digunakan oleh organisasi untuk mengidentifik

asi, menciptakan, menjelaskan, dan mendistribusikan pengetahuan (transfer pengetahuan) untuk digunakan kembali, diketahui, dan dipelajari di dalam organisasi tersebut.1 Kegiatan ini terkait langsung dengan perpustakaan yang ditujukan untuk mencapai suatu hasil tertentu seperti pengetahuan bersama, peningkatan kinerja, keunggulan kompetitif, atau tingkat inovasi yang lebih tinggi. Sedangkan Transfer pengetahuan sebagai salah satu aspek dari Knowledge Management dalam berbagai bentuk, telah sejak lama dilakukan oleh perpustakaan. Contohnya adalah melalui Knowledge Sharing dalam kerja, magang, pelatihan profesional, workshop

dll.

Perpustakaan Fakultas Kedokteran dan Ilmu kesehatan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta (disingkat Perpustakaan FKIK) adalah sebuah perpustakaan yang berada di FKIK UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. FKIK mempunyai 4 prodi diantaranya, Prodi Ilmu Keperawatan, Prodi Farmasi, Prodi Pendidikan Dokter dan Ilmu Kesehatan dan Prodi Kesehatan Masyarakat.

Perpustak

aan FKIK didirikan seiring berdirinya Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta berdasarkan Surat Keputusan Rektor UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Nomor 046 ditetapkan pada tanggal 22 Mei Tah

un 2004 tentang Pendirian Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. Dekan Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehantan UIN Jakarta Prof. Dr (hc). dr. M.K. Tadjudin, Sp.And. Saat itu perpustakaan dikelola oleh dosen dan staf karyawan. Baru pada tahun 2005, Rektor UIN Syarif Hidayatullah Jakarta mengangkat seorang pustakawan untuk mengelola perpustakaan.

Perpustakaan sebagai tambang sumber segala informasi, untuk itu di dalam perpustakaan perlu temu balik informasi yang memudahkan bagi pengguna (terutama mahasiswa dan dosen) untuk mendapatkan referensi pengetahuan selengkap mungkin, akurat, dan cepat. Disinilah dibuuhkan peran Knowledge Management untuk menciptakan, menangkap, dan menggunakan kembali informasi dan pengetahuan untuk mencapai tujuan.

Untuk itu, perpustakaan bukan lagi sekedar basis informasi tetapi basis pengetahuan yang baik. Basis pengetahuan baru bisa dibentuk bila perpustakaan tersebut mengetahui apa saja sumber pengetahuan yang dimiliki dan skill apa saja yang dimiliki oleh pustakawan serta bagaimana mengaplikasikan Knowledge Management di perpustakaan. Dalam mencapai tujuan tersebut, maka diperlukan adanya SDM yang memiliki knowledge, idea, skill serta experience untuk dapat membentuk SDM dan menjadi aset penting bagi perpustakaan. Keempat unsur tersebut di atas saling berkaitan dan saling menunjang dalam mengelola perpustakaan.

Tulisan makalah ini mencoba memahami apa sesungguhnya Knowledge Management, dan bagaimana proses penciptaan pengetahuan yang telah dilaksanakan di Perpustakaan FKIK.

Metodologi penulisan

Penulisan makalah ini menggunakan beberapa referensi sumber yang diperoleh dari internet, buku, maupun jurnal serta mengambil sample di Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan (FKIK).

Pengertian Knowledge Management

Pemahaman konsep pengetahuan dan informasi menimbulkan berbagai penafsiran berbeda-beda. Para ahli dibidang informasi menyebutkan bahwa informasi adalah pengetahuan yang disajikan kepada seseorang dalam bentuk yang dapat dipahami; atau data yang telah diproses atau ditata untuk menyajikan fakta yang mengandung arti. Sedangkan pengetahuan berasal dari informasi yang relevan yang diserap dan dipadukan dalam pikiran seseorang. Sedangkan pengetahuan berkaitan dengan apa yang diketahui dan dipahami oleh seseorang. Informasi cenderung nyata, sedangkan pengetahuan adalah informasi yang diinterpretasikan dan diintegrasikan.

Menurut Koina dalam Siregar (2005) Knowledge Management adalah suatu disiplin yang mempromosikan suatu pendekatan terintegrasi terhadap pengidentifikasian, pengelolaan dan pendistribusian semua asset informasi suatu organisasi. Sedangkan Laudon (2002) Knowledge Management berfungsi meningkatkan kemampuan organisasi untuk belajar dari lingkungannya dan menggabungkan pengetahuan dalam suatu organisasi untuk menciptakan, mengumpulkan, memelihara dan mendiseminasikan pengetahuan organisasi tersebut. Teknologi informasi memainkan peranan penting dalam manajemen pengetahuan sebagai pemungkin proses bisnis yang bertujuan yang bertujuan untuk menciptakan, menyimpan, memelihara dan mendiseminasikan pengetahuan

Menurut Kim yang dikutip Siregar (2005) bahwa pengetahuan adakalanya dikategorikan sebagai terstruktur, tidak terstruktur, eksplisit atau implisit. Jika pengetahuan diorganisasikan dan mudah didiseminasikan disebut pengetahuan terstruktur. Pengetahuan yang tidak terstruktur dan dipahami, tetapi tidak dengan jelas dinyatakan adalah pengetahuan implisit. Pengetahuan implisit juga disebut tacit (dipahami tanpa dikatakan), yaitu keahlian dan pengalaman pekerja yang belum didokumentasikan secara formal Untuk mengkonversi pengetahuan implisit ke dalam pengetahuan eksplisit, pengetahuan tersebut harus diekstraksi dan diformat

Davenport dan Prusak (1998) memberikan metode mengubah informasi menjadi pengetahuan melalui kegiatan yang dimulai dengan huruf C: comparation, consequences, connections dan conversation. (Pengertian pengetahuan menurut Davenport dan Prusak adalah knowledge is a fluid mix of framed experience, values, contextual information, and expert insight that provides a framework for evaluating and incorporating new experiences and information. It originates and is applied in the minds of knowers. In organizations, it often becomes embedded not only in documents or repositories but also in organizational routines, processes, practices and norms). Davenport dan Prusak mengatakan bahwa pengetahuan adalah campuran fluida dibingkai pengalaman, nilai, informasi kontekstual, dan wawasan ahli yang memberikan kerangka untuk mengevaluasi dan menggabungkan pengalaman-pengalaman baru dan informasi. Itu berasal dan diterapkan dalam pikiran seseorang. Dalam organisasi, sering kali menjadi tertanam bukan hanya dalam dokumen atau repositori tetapi juga dalam organisasi rutinitas, proses, praktik dan norma-norma

Tujuan Knowledge Management

Knowledge Management bertujuan membuat user pintar melakukan pertukaran pengetahuan dengan mudah, cepat yang pada gilirannya akan membuat pengetahuan terus berkembang. Knowledge Management dalam tujuan itu adalah upaya menyebarkan, mempercepat pertukaran dan memanfaatkan pengetahuan.

Kompetensi Perpustakawan

Masalah sumber daya manusia di perpustakaan harus selalu mendapat perhatian serius dari universitas. Hal ini penting mengingat perpustakaan adalah sarana publik yang dimanfaatkan oleh seluruh sivitas akademika di universitas. Penempatan staf yang tidak kompeten di perpustakaan sebetulnya tidak mengatasi masalah sumber daya manusia di suatu universitas, melainkan justru mencoreng ‘wajah’ sendiri karena kualitas staf di perpustakaan menjadi salah satu indikator penilaian layanan prima di suatu universitas. Maka kompetensi menjadi persyaratan utama yang harus dipenuhi oleh sumber daya manusia di perpustakaan, karena kompetensi menawarkan suatu kerangka kerja yang efektif dan efisien dalam mendayagunakan sumber-sumber daya yang terbatas. Sumber daya manusia atau tenaga kerja yang memiliki kompetensi memungkinkan setiap jenis pekerjaan dapat dilaksanakan dengan optimal, efektif dan efisien.


Tabel 1. Petugas Perpustakaan dan Kompetensinya
No Nama Petugas Jabatan TMT Pendidikan
1 Amrullah Hasbana, S.Ag., SS., MA Kepala 2005 sd. sekarang S1 Ilmu Perpustakaan, S2 Non Perpustakaan
2 Dra. Ida Darawati Pustakawan 2005 sd. sekarang S1 Non Ilmu Perpustakaan
3 Lolytasari, S.Ag., S.IPI Staf Administrasi 2006 sd. sekarang S1 Ilmu Perpustakaan
4 Drs. Fahrul Fuady Staf Administrasi 2009 sd. sekarang S1 Non Ilmu Perpustakaan
5 Karno Staf Administrasi 2009 sd. sekarang SLTA
6 Ela Staf Administrasi 2006 sd. 2009 SLTA
7 Iif Fikriaty Ihsani, MA Staf Administrasi 2006 sd. 2009 S2 Non Ilmu Perpustakaan
8 Endang Pujiyati, S.Si, Dosen 2005 s.d 2005 S1 Non Ilmu Perpustakaan
9 Alfiah S.Ag, M.Ag Dosen 2005 sd. 2005 S1 Non Ilmu Perpustakaan
10 Drs. Zamzami Kiram Staf Administrasi 2005 sd. 2006 S1 Non Ilmu Perpustakaan

Tabel di atas menunjukkan bahwa FKIK telah berusaha menempatkan stafnya sesuai dengan kompetensinya masing-masing.

Proses penciptaan Knowledge Management di Perpustakaan FKIK

Banyak perpustakaan yang tidak mengenal Knowledge Management, namun secara tidak sadar telah melaksanakannya. Perpustakaan FKIK sebagai perpustakaan di bidang pendidikan yang ingin memperolah core competence-nya lewat teknologi dan melakukan pendidikan pegawainya ke jenjang S2, sebenarnya sudah mengarah kepada pola penerapan knowledge management. Untuk meneliti sejauh mana penerapan knowledge management di Perpustakaan FKIK ada baiknya disimak apa yang dikatakan oleh Thomas H. Davenport and Laurence Prusak (1998), salah satu pakar knowledge management, sebagai berikut: “If you’ve got a good library, a textual database system, or even effective education programs, your company is probably already doing something that might be called knowledge management”.

Thomas H. Davenport and Laurence Prusak, meyatakan bahwa minimal ada 3 hal yang merupakan awal penerapan knowledge management di suatu perpustakaan, yaitu jika perpustakaan dikelola dengan baik dalam arti lengkap sesuai kebutuhan, sistem informasi terpadu yang memuat informasi yang dibutuhkan, atau program pendidikan yang efektif. Jika melihat tiga indikator tersebut sebenarnya Perpustakaan FKIK sudah memilikinya. Walaupun belum sepenuhnya memenuhi syarat dalam knowledge management. Perpustakaan FKIK saat ini sudah cukup memadai yaitu adanya ruangan yang luas, buku terdata dengan baik, dan jumlah buku dan majalah walau belum banyak tapi cukup beragam.

Program pendidikan mulai dari yang bersifat technical skill, human relation skill, conceptual skill, dan berbagai pendidikan non program lainnya telah dilaksanakan secara berkelanjutan di Perpustakaan FKIK. Disamping itu, untuk pendidikan yang bersifat formal, seperti misalnya program pendidikan Ilmu Perpustakaan (program S1), Perpustakaan FKIK telah memiliki 2 orang, yakni: 1 lulusan JIP-UI dan 1 orang lulusan JIP Universitas Yarsi. Dan untuk program S2 non Ilmu Perpustakaan ada 2 orang, yakni 1 orang lulusan Nederland dan 1 orang lulusan UMJ. Namun demikian, ketiga hal tersebut belum cukup untuk menyebut Perpustakaan FKIK sebagai knowledge enterprise atau intelligent enterprise. Nilai intangible asset Perpustakaan FKIK (internal structure, external structure, dan competence of people) masih harus ditingkatkan baik yang menyangkut aspek people yaitu berupa perubahan human behavior, aspek proses, dan aspek teknologi.

Setelah diperoleh gambaran mengenai proses pengelolaan pengetahuan maka kita dapat memulai untuk membangun Knowledge Management. Ada beberapa indikator yang dapat dijadikan acuan untuk mencapai proses dan penyebaran pengetahuan di perpustakaan. Tentu saja tidak semua indikator dapat dicapai secara optimal dalam waktu yang bersamaan, karena setiap indikator tergantung pemahaman pustakawan dalam menerapkan Knowledge Management. Untuk lebih memudahkan pemahaman, dibawah ini akan diuraikan faktor-faktor penentu yang telah dilaksanakan oleh Perpustakaan FKIK dalam mengakses informasi di perpustakaan. Uraian dibawah ini didasarkan pada kondisi nyata yang terjadi di Perpustakaan FKIK serta solusi yang dapat dijadikan alternatif pemecahan masalah, diantaranya :

1. Sistem Informasi

Browser Anda mungkin tidak bisa menampilkan gambar ini. Sistem Informasi Perpustakaan FKIK UIN Syarif Hidayatullah Jakarta dibuat oleh Ade Abdul Hak, yang berfungsi untuk mengoperasikan dan memberikan bantuan teknis kepada pemakai sistem. Secara keseluruhan dengan sistem informasi ini belum terintegrasi, masih banyak muatan pengetahuan eksplisit dan implisit yang belum tersedia dalam bentuk elektronik yang sesungguhnya dibutuhkan oleh para pengguna perpustakaan. Walau demikian ini perpustakaan berusaha sedapat mungkin memberikan pelayanan optimal demi kenyamanan pengguna. Namun kedepan Perpustakaan FKIK perlu menggunakan teknologi yang tepat, sebagai misal untuk komputerisasi bahan ajar mengubah ke bentuk portable document format (PDF). Sementara front end nya menggunakan bentuk html yang dapat ditampilkan melalui internet explorer sebagai bagian dari Windows 98 ataupun Windows ME. Dengan demikian maka hal-hal yang berkaitan dengan masalah hak kekayaan intelektual (HAKI) tidak menjadi masalah pada penerapan knowledge management. Dengan demikian Perpustakaan FKIK dapat menerapkan knowledge management dan diterima oleh pengguna.

Akses informasi di perpustakaan bisa melalui koleksi perpustakaan (referensi, buku ajar, modul, kliping koran), intranet, media komunikasi internal, email, maupun melalui forum diskusi. Pengguna dalam mengakses informasi di Perpustakaan FKIK dapat melalui :

1. Akses informasi melalui OPAC (Online Public Access Catalog) dan NM2DC. Walau OPAC di Perpustakaan FKIK belum terintegrasi dengan baik tapi minimal pengguna dapat menelusur content koleksi yang ada di perpustakaan.

Koleksi yang ada di Perpustakaan FKIK berupa :

1. Local content diantaranya skripsi, tesis, diserasi, laporan magang, modul, jurnal, kliping koran dan dokumen-dokumen yang berkaitan dengan Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
2. Buku ajar

Dalam ‘Buku Pedoman Perpustakaan Perguruan Tinggi’ edisi ketiga yang dikeluarkan oleh DIKTI, dikatakan bahwa : “Perpustakaan perguruan tinggi wajib menyediakan 80% dari bahan bacaan wajib mata kuliah yang ditawarkan di perguruan tinggi. Masing-masing judul bahan bacaan tersebut disediakan 3 eksemplar untuk tiap 100 mahasiswa. Perguruan tinggi bertaraf internasional memiliki rasio antara pengguna dengan jumlah koleksi, minimal 1 : 50. Artinya, 50 judul koleksi untuk satu orang pengguna. Ini masih untuk kawasan Asia seperti National University of Singapore (NUS) dan Nanyang Technological University (NTU). Jika merujuk pada Harvard yang memiliki koleksi 16 milyar, maka dengan jumlah pengguna 1 juta saja, rationya sudah sangat tidak terjangkau : 1 : 16.000.

Angka ini sebetulnya tidak mengherankan, mengingat setiap tahun universitas pasti membeli koleksi, sementara jumlah pengguna biasanya stabil atau hanya mengalami pertambahan yang tidak terlalu siginifikan, kecuali ada pembukaan program studi baru. Perguruan tinggi di Indonesia masih sangat jauh dari ratio tersebut. Universitas Indonesia misalnya, dengan total jumlah koleksi kurang lebih 1 juta berbanding jumlah sivitas akademika hampir 50.000 orang, rationya masih 1 : 20.

Dibandingkan itu semua, saat ini jumlah buku di Perpustakaan FKIK sebesar 5.447 eksemplar yang terdiri dari buku-buku karya umum, filsafat, agama, ilmu sosial, bahasa, ilmu murni, ilmu terapan, kesenian, hiburan, olahraga, kesusasteraan, geografi dan sejarah umum. Persoalan koleksi seharusnya tidak hanya menyangkut kuantitas, tapi juga kualitas. Karena itu sangat penting mengadakan evaluasi terhadap koleksi. Hasil evaluasi juga dapat dijadikan acuan untuk menyusun kebijakan pengadaan koleksi

3. MN2DC

MN2DC adalah e-book kedokteran yang disediakan oleh Perpustakaan FKIK bekerjasama dengan FKUI. MN2DC ini dapat di download oleh pengguna dan apabila pengguna berminat dengan sofware ini dapat dibeli.

2. Akses informasi melalui web, diantaranya melalui portal, wiki, blog, forum (board), e-Learning system, documentation management system dan system knowledge management yang dikembangkan sendiri. Saat ini Perpustakaan FKIK masih bersifat perpustakaan hybrid, masih perpustakaan manual dan berusaha memenuhi kebutuhan pengguna dan dalam penyebaran informasi. Perpustakaan FKIK sudah memiliki milling list dan memakai sarana facebook maupun pengumuman-pengumuman yang ditempel di papan pengumuman.


2. Tacit knowledge dan explicit knowledge

Bagi organisasi evaluasi pengalaman masa lalu karyawan merupakan modal intelektual dan asset knowledge yang sebagian besar tersimpan dalam pikiran seseorang yang disebut dengan tacit knowledge. Tacit knowledge is usually stored in someone’s head and cannot be codified. (T. Kanti Srikantatiah & Michael E.D. Koenis). Artiya adalah bahwa tacit knowledge sesuatu yang kita ketahui dan alami, namun sulit untuk diungkapkan secara jelas dan lengkap.

Knowledge Management akan menjawab persoalan ini, yaitu proses mengubah tacit knowledge menjadi knowledge yang mudah dikomunikasikan dan mudah didokumentasikan, yang disebut explicit knowledge. Explicit knowledge merupakan bentuk pengetahuan yang sudah terdokumentasi atau terformalisasi, mudah disimpan, diperbanyak, disebarluaskan dan dipelajari. Contohnya: buku, laporan, dokumen, surat, file-file elektronik, dsb.2

Berkaitan dengan itu, sejak berdirinya FKIK sampai sekarang, penerapan knowledge management masih embrio. Karena masih dalam tahap embrio, disinilah diharapkan peran Perpustakaan FKIK turut mendukung penerapan knowledge management di FKIK. Karena tujuan didirikan Perpustakaan FKIK adalah turut mendukung tercapainya visi dan misi yang ingin dicapai oleh Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, serta menjadi pusat informasi dan research.

Visi FKIK adalah sesuai dengan visi universitas, maka visi FKIK adalah menjadikan FKIK UIN Syarif Hidayatullah Jakarta sebagai lembaga pendidikan tinggi kedokteran dan ilmu kesehatan terkemuka dalam mengintegrasikan aspek keilmuan kedokteran dan kesehatan, keislaman dan keindonesiaan. Berdasarkan visi tersebut maka misi FKIK UIN Syarif Hidayatullah Jakarta adalah :

1. Menghasilkan dokter, tenaga kesehatan masyarakat, apoteker dan ners yang mempunyai kompetitif dan komparatif dalam persaingan global
2. Melakukan reintegrasi ilmu kedokteran dan ilmu kesehatan dengan nilai-nilai keislaman dan keindonesiaan
3. Memberikan landasan moral terhadap pengembangan ilmu dan teknologi kedokteran dan kesehatan serta melakukan pencerahan dalam pembinaan iman dan taqwa
4. Mengikuti secara aktif dan berperan serta dalam pengembangan ilmu dan teknologi kedokteran dan kesehatan melalui kegiatan penelitian
5. Memberikan kontribusi bermakna dalam pembangunan karakter bangsa melalui upaya peningkatan kualitas hidup masyarakat.3

Perpustakaan FKIK merupakan ruhnya FKIK dalam mencetak sumber daya manusia perlu mengidentifikasi pengetahuan yang ada (baik tacit maupun eksplisit) sehingga dapat diketahui peta pengetahuan dalam organisasi dan proses-proses atau kebiasaan yang terkait dengan pengelolaan pengetahuan. Di samping itu diharapkan akan tumbuh budaya menulis di kalangan sivitas akademika untuk selalu menuangkan ide dan hasil pengembangan ilmunya di dalam suatu tulisan yang dapat dijadikan bahan untuk pengembangan pengetahuan. Untuk itu Perpustakaan FKIK perlu merancang tacit knowledge yang akan di eksplisitkan kedepan, diantaranya adalah:

1. Membuat dokumentasi riwayat pengalaman/tacit knowledge petugas jaga mayat
2. Browser Anda mungkin tidak bisa menampilkan gambar ini. Membuat dokumentasi riwayat pengalaman/tacit knowledge petugas laboratorium kimia
3. Membuat rekaman kegiatan mahasiswa melakukan anatomi di laboratorium mayat
4. Membuat rekaman siswa/mahasiswa PKL di Peprustakaan FKIK
5. Membuat rekaman kegiatan mahasiswa melakukan praktek ibadah
6. Membuat rekaman dan pendokumentasian kegiatan mahasiswa praktek di rumah sakit, apotik, puskesmas dan kegiatan pengabdian masyarakat.
7. Petugas perpustakaan agar dilibatkan dalam setiap event-event rutin yang dilakukan mahasiswa, seperti kegiatan sirkumisasi, mentoring magang dll dengan tujuan pendokumentasiaan dan dijadikan bahan penting bagi mahasiswa baru.
8. Mendokumentasi dokumen-dokumen penting yang bersifat administratif (tertib administrasi) yang berkaitan dengan FKIK
9. Membuat laporan bagi petugas perpustakaan yang dikirim untuk ikut serta dalam workshop, pelatihan, dinas luar ataupun tugas belajar.

Dengan rancangan ini Perpustakaan FKIK diharapkan dapat membantu FKIK dalam menerapkan visi dan misinya serta membantu sivitas akademika dalam mereintegrasi ilmu kedokteran dan ilmu kesehatan dengan nilai-nilai keislaman dan keindonesiaan dan diharapkan dapat dijadikan bahan untuk pengembangan pengetahuan.

3. Knowledge Sharing

Knowledge Sharing adalah salah satu tahapan dalam Knowledge Management, dimana terjadi proses tukar-menukar pengetahuan. Knowledge Sharing memberikan kesempatan kepada anggota suatu kelompok, organisasi, instansi atau perusahaan untuk berbagi ilmu pengetahuan, teknik, pengalaman dan ide yang mereka miliki kepada anggota lainnya.4 FKIK sebagai fakultas yang baru merintis selama 4 tahun ini sering melaksanakan Knowledge Sharing. Secara teori sarana Knowledge Sharing yang digunakan adalah :

1. Pertemuan Tatap Muka

Pertemuan-pertemuan rutin, seminar, workshop, forum dan pemagangan. Sarana tatap muka ini menjadi sarana paling efektif, terutama pemagangan. Hal penting yang perlu diperhatikan adalah struktur komunikasi yaitu kapan dan bagaimana pertemuan tatap muka dapat dilakukan, siapa dapat bertanya kepada siapa, bagaimana mendapatkan umpan balik dari pertanyaan yang diajukan dan sebagainya.

2. Dokumentasi

Dokumentasi seluruh kegiatan dengan memanfaatkan tehnologi informasi dan komunikasi dalam rangka publikasi baik elektronik di website maupun non-elektronik melalui newsletter, majalah dan koran. Termasuk di dalamnya adalah notulensi dan pengumpulan dokumen dari kegiatan tatap muka di atas. Output atau sistem basis data dokumentasi ini kelak harus dapat diintegrasikan dengan website komunitas.

3. Website

Website yang dibangun secara lokal memuat informasi terkini tentang berita, kegiatan komunitas, cerita pengalaman dan informasi lainnya. Sarana ini sebenarnya lebih kepada sharing informasi, tetapi dapat ditingkatkan menjadi Knowledge Sharing bilamana terjadi diskusi terhadap apa yang diinformasikan, seperti dengan menambahkan fitur komentar sehingga pengguna dapat mengomentari atau diskusi lebih lanjut dengan sumber informasi (penulis). Sebagai contoh blogging dengan weblog adalah salah satu sarana cerita pengalaman.

4. Diskusi Elektronik

Diskusi secara elektronik dapat dilakukan melalui tele-conference, email, milis, blog, forum diskusi, wiki, dan internet-chatting. Tele-conference adalah komunikasi real-time dengan memanfaatkan tehnologi telepon dan video. Tele-conference lebih interaktif dibanding lainnya tetapi lebih sulit dalam menyiapkannya. Email bersifat komunikasi 2 orang. Milis adalah komunikasi melalui email dengan melibatkan sekumpulan orang. Blog pada awalnya adalah sarana bercerita (pengalaman), tetapi telah berkembang menjadi sarana diskusi dengan author sebagai pusatnya. Forum diskusi adalah diskusi dengan tema sebagai pusatnya. Wiki adalah sarana kolaborasi yang memungkinkan penulisan dokumen secara bersama. Internet-chatting seperti Yahoo Messenger, Windows Messenger, dan ICQ adalah komunikasi real-time antar 2 atau lebih orang melalui internet.

5. Publikasi dan Newsletter

Pembuatan newsletter kepada anggota komunikasi, penerbitan majalah dan koran untuk menyebarkan pemikiran dan pengetahuan yang dimiliki komunitas, juga sekaligus dapat menjadi sarana promosi komunitas kepada masyarakat yang lebih luas. Publikasi dan newsletter ini dapat dilakukan baik offline maupun online (melalui website).

6. Penelitian

Penelitian tidak harus merupakan kegiatan yang rumit, survey kecil juga masuk dalam kategori ini. Tukar-menukar pemikiran dan ide baru, akan lebih intensif terjadi. Kreatifitas dan inovasi akan terbangun lebih cepat dengan kegiatan seperti penelitian. Sebagai contoh beberapa waktu yang lalu Perpustakaan FKIK mengadakan penelitian tentang sejauh mana koleksi kedokteran dan ilmu kesehatan berbahasa arab bermanfaat bagi mahasiswa. Hasilnya menyatakan bahwa sebagian besar mahasiswa kurang memanfaatkan koleksi tersebut karena mahasiswa dalam hal ini sebagai pengguna koleksi kurang memahami bahasa arab, salah satu sebab adalah sebagian besar mahasiswa berasal dari non pesantren.

Keterlibatan Perpustakaan FKIK dalam Knowledge Sharing saat ini baru sebatas mengumpulkan knowledge asset dalam mendukung tercapainya visi dan misi yang ingin dicapai oleh Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta yakni menjadi pusat informasi dan research.

4. Perubahan Budaya

Budaya Perpustakaan FKIK harus dikembangkan menjadi budaya yang menekankan kepada perilaku yang inovatif, kreatif, sharing knowledge, dan learning. Selain itu juga harus didukung oleh sistem sumber daya manusia yang mendukung munculnya budaya tersebut. Hal tersebut digunakan untuk menciptakan iklim bekerja di Perpustakaan FKIK yang memungkinkan munculnya internal structure dan competence of people. Hal ini misalnya dapat dilakukan dengan cara mendorong petugas Perpustakaan FKIK untuk gemar membaca dan menulis di majalah dan jurnal-jurnal (learning dan tacit knowledge), mendorong sharing knowledge di antara petugas, dan mendorong petugas untuk melakukan risk taking (misalnya berani mengemukakan pendapat) sesuai knowledge yang dimiliki, dan mendorong adanya kerja tim baik formal maupun informal. Kegiatan tersebut harus didukung oleh sistem sumber daya manusia yang lebih bersifat knowledge-based, yaitu menekankan kepada investasi sumber daya manusia dan memberi reward petugas yang telah melakukan sharing knowledge.

Peran teknologi informasi sangat penting di dalam menggali intangible asset. Teknologi informasi di Perpustakaan FKIK diharapkan tersedia secara lebih luas (available), user friendly, dan berorientasi pasar, agar informasi yang ada dapat
digunakan oleh seluruh civitas akademika dan dapat dimanfaatkan untuk menghasilkan pengetahuan (knowledge creation) yang memacu timbulnya kreatifitas dan inovasi di Perpustakaan FKIK. Sistem-sistem yang ada yang secara langsung dapat digunakan oleh hampir seluruh civitas akademika, misalnya jaringan internet, hendaknya disempurnakan dan dimanfaatkan secara optimal. Hal ini akan meningkatkan knowledge pegawai Perpustakaan FKIK.

Melihat budaya di atas, pada prinsipnya manfaat dari konsep Knowledge Management di perpustakaan adalah untuk meningkatkan kinerja perpustakaan. Knowledge Management dapat dijadikan sebagai pemicu agar pustakawan lebih inovatif dan kreatif dalam mengelola pengetahuan. Tentu saja peran Knowledge Management di perpustakaan tidak terlepas dari dorongan kebijakan dari stake holder. Ini merupakan hal yang penting masih terpengaruh dengan budaya top-down. Sehingga peran pimpinan akan sangat menonjol di dalam memasyarakatkan Knowledge Management. Langkah-langkah yang menentukan keberhasilan Knowledge Management di Perpustakaan FKIK sebagai ruhnya FKIK diantaranya:

1. Pimpinan belum memiliki komitmen dalam mengembangkan petugas perpustakaan maupun perpustakaan sebagai tempat sumber mencari pengetahuan dan informasi sehingga pemberdayaan di perpustakaan masih berjalan di tempat.
2. Dengan suatu kebijakan pimpinan, petugas Perpustakaan FKIK diharuskan aktif dan diikutsertakan dalam mengidentifikasi berbagai pengetahuan yang diciptakan di lingkungan fakultas baik aktifitas yang berkaitan langsung dengan perpustakaan maupun berkaitan dengan FKIK ataupun berkaitan di luar FKIK.
3. Didalam organisasi perpustakaan harus terdapat satu bagian atau satu tim yang menangani pengorganisasian dan penyediaan pelayanan Knowledge Management. Bagian atau tim ini sebaiknya diintegrasikan dengan pelayanan administrasi fakultas sehingga pendokumentasian dan pengarsipan dalam rangka memperoleh informasi dengan cepat dan mudah diterima oleh perpustakaan.
4. Petugas perpustakaan harus berperan sebagai fasilitator utama dalam berbagai pengetahuan, dengan menciptakan budaya dan memelihara infrastruktur yang diperlukan untuk mengoperasikan Knowledge Management. Maka petugas perpustakaan diharapkan mampu meningkatkan kompetensi manajerial dan kepemimpinan berbasis informasi.
5. Perpustakaan FKIK harus mulai mengembangkan Sistem Informasi Perpustakaan kalau masih tetap ingin dipandang sebagai penyedia informasi dan pengetahuan yang utama. Untuk itu, berbagai perangkat pendukung yang diperlukan harus dipersiapkan termasuk organisasi dan kebijakan yang harus ditetapkan pada tingkat institusi induk perpustakaan.
6. Perpustakaan FKIK dapat membuat situs web sehingga sejumlah naskah berbagai jenis dokumen, yang selama ini tergolong kelabu, dapat dikelola oleh perpustakaan seperti yang telah dilakukan oleh sejumlah perpustakaan.


Kesimpulan

Knowledge Management menawarkan suatu peluang bagi petugas perpustakaan untuk menjadikan diri mereka relevan terhadap tuntutan zaman. Walaupun beragam teori Knowledge Management, tetapi konsep yang ditawarkannya dapat dijadikan sebagai titik tolak bagi petugas perpustakaan untuk lebih berperan secara substansial dalam menyediakan seluruh pelayanan informasi dan pengetahuan bagi pengguna perpustakaan.

Penerapan Knowledge Management di Perpustakaan FKIK masih memerlukan penyempurnaan khususnya dalam hal strategi, culture, pengembangan sumber daya manusia, dan pengembangan Sistem Informasi Perpustakaan. Sedangkan yang menyangkut proses tetap dapat mengikuti operasional Perpustakaan FKIK. Dengan diterapkannya Knowledge Management diharapkan proses layanan Perpustakaan FKIK akan lebih cepat dan efektif.

Petugas Perpustakaan FKIK harus segera mengambil prakarsa untuk mengeksplorasi potensi informasi dan pengetahuan yang terdapat di FKIK maupun di luar FKIK dan mengembangkan Simtem Informasi Perpustakaan untuk penanganannya, termasuk penyiapan sumber daya manusia, organisasi, infrastruktur teknologi informasi, dan infrastruktur hukum yang diperlukan.

Apa yang penulis kemukakan didalam tulisan ini merupakan paparan penulisan ilmiah sehingga dapat digunakan sebagai bahan masukan untuk memaksimalkan peran dan fungsi perpustakaan dalam melayani layanan kepada penguna maupun masyarakat. Penulis menyadari, bahwa untuk melakukan suatu perubahan paradikma kepustakawanan apalagi menyangkut pemberdayaan pengetahuan tidaklah semudah membalik telapak tangan, karena itu memerlukan tekad dan komitmen yang kuat dari petugas perpustakaan itu sendiri serta dukungan nyata dari organisasi.

link : http://leuwiliang-bogor.blogspot.com/2009/12/penerapan-knowledge-management-di.html

Knowledge Management Bagi Sistem Informasi Perpustakaan Universitas Gadjah Mada

Kebutuhan akan informasi dalam era globalisasi semakin tinggi, diperlukan suatu terobosan yang dapat memudahkan perolehan informasi. Seiring dengan hal itu, berbagai metode dilakukan untuk mengembangkan pengetahuan dan informasi bagi masyarakat, salah satunya dengan model Knowledge Management, yang mengikutsertakan teknologi informasi di dalam pengolahan pengetahuan. Dalam dunia pendidikan, perpustakaan merupakan tambang sumber segala informasi, untuk itu di dalam perpustakaan perlu adanya suatu sistem informasi yang memudahkan bagi pengguna (terutama mahasiswa dan dosen) untuk mendapatkan referensi pengetahuan selengkap mungkin, akurat, dan cepat. Knowledge management diperlukan peranannya dalam pengembangan sistem informasi perpustakaan tersebut untuk menciptakan, menangkap, dan menggunakan kembali pengetahuan untuk mencapai tujuan. Dalam kasus ini, Universitas Gadjah Mada sebagai universitas terkemuka dalam seluruh bidang ilmu pengetahuan harus dapat mengembangkan sistem informasi perpustakaan agar dapat menunjang kegiatan pengembangan sumber daya manusia yang dapat mengikuti perkembangan teknologi dan tuntutan akan pengetahuan terkini.

PENDAHULUAN

Latar Belakang

Perpustakaan adalah tempat paling penting dalam sebuah perguruan tinggi, bisa dikatakan bahwa perpustakaan adalah tambang dari keseluruhan pengetahuan. Hampir semua aktivitas kegiatan belajar mengajar dalam perguruan tinggi sangat bergantung pada perpustakaan. Fungsi perpustakaan terus berkembang tidak hanya sebagai tempat peminjaman buku, namun juga sebagai tempat yang dapat digali informasinya dari berbagai media, terutama media internet. Sumber-sumber noncetak seperti jurnal elektronik, database yang dapat diakses melalu media web. Kebutuhan terhadap informasi tersebut membutuhkan suatu dukungan teknologi informasi yang dapat membantu universitas menempatkan berbagai referensi pengetahuan bagi mahasiswa dan dosen untuk mendapatkan tambahan pengetahuan yang berkualitas. Di era globalisasi ini, pemanfaatan teknologi informasi dalam bidang pendidikan sangat penting, terutama untuk mengembangkan suatu sistem pendidikan yang bermutu, salah satunya dengan model Knowledge management yang memungkinkan pengolahan pengetahuan lebih bermutu dan terjamin serta mampu mendukung sistem pendidikan keseluruhan. Dengan knowledge management dalam perpustakaan tentunya dapat membantu dalam mengumpulkan, mengidentifikasi pengetahuan yang potensial, dan mengelola keseluruhan pengetahuan yang berpotensi bagi kemajuan kualitas sumber daya manusia dalam Universitas Gadjah Mada. Pemanfaatan knowledge management dalam sistem informasi perpustakaan akan menguntungkan bagi universitas untuk mengembangkan suatu jaringan perpustakaan yang dapat menyediakan akses informasi dan pengetahuan 24 jam/7 hari seminggu, dapat diakses kapan saja, dan di mana saja, atau dengan kata lain sistem informasi perpustakaan dapat menawarkan layanan perpustakaan yang menembus ruang dan waktu.

Knowledge management pada mulanya diterapkan dalam dunia bisnis yang dapat membantu komunikasi dari top manajemen hingga ke bagian operasional untuk memperbaiki proses kerja, dan seiring dengan kecepatan perolehan informasi, knowledge management diterapkan pula pada bidang pendidikan (dalam cakupan perpustakaan) sebagai media penyebaran informasi secara tidak terbatas. Kebutuhan informasi dan pengetahuan yang terkait dengan kebutuhan masing-masing mahasiswa sesuai dengan bidang ilmu yang ditekuni berkembang sebagai akibat dari globalisasi yang mendorong munculnya internet sebagai jendela informasi dan pengetahuan yang menembus ruang dan waktu.

Teknologi informasi memainkan peranan penting dalam manajemen pengetahuan sebagai pemungkin proses bisnis yang bertujuan yang bertujuan untuk menciptakan, menyimpan, memelihara dan mendiseminasikan pengetahuan.

Ruang Lingkup

Adapun batasan masalah dalam penulisan jurnal ini meliputi beberapa hal di bawah ini :

1. Masalah difokuskan pada fungsi perpustakaan yang berkembang dalam perspektif pendidikan sejalan dengan perkembangan teknologi informasi.
2. Pemanfaatan knowledge management dalam sistem informasi perpustakaan dapat menunjang jaringan perpustakaan dalam Universitas Gadjah Mada.
3. Masalah dalam jurnal ditekankan pada knowledge management dalam lingkup perspektif, tidak meliputi sistem keamanan jaringan.
4. Penulisan jurnal ini tidak mencakup dalam perancangan sistem informasi perpustakaan Universitas Gadjah Mada.
5. Penulisan ini berfokus pada analisa model knowledge management pada perpustakaan Universitas Gadjah Mada, tidak pada desain sistem.

Tujuan dan Manfaat

Tujuan dari penulisan jurnal ini adalah:

1. Menganalisis knowledge management dalam tata kelola perpustakaan Universitas Gadjah Mada.
2. Mengkaji teknologi yang diterapkan dalam sistem informasi perpustakaan.
3. Mengkaji hubungan knowledge management dalam pengembangan sistem informasi perpustakaan Universitas Gadjah Mada yang berkelanjutan.

Manfaat dari penulisan jurnal ini adalah:

1. Memahami pentingnya knowledge management dalam tata kelola pengetahuan yang berpotensi dalam institusi pendidikan (Universitas Gadjah Mada).
2. Mendapatkan suatu informasi peran teknologi dalam sinkronisasi knowledge management dengan sistem informasi perpustakaan sehingga mampu menunjang jaringan perpustakaan Universitas Gadjah Mada.

Metodologi penulisan

Penulisan jurnal ini menggunakan beberapa referensi sumber yang diperoleh dari internet, buku, maupun jurnal untuk memperoleh data yang akurat dan informasi yang memadai dalam kajian penulisan jurnal ini.

Knowledge Management

Menurut Gilbert Probst(2001, pp.24) dalam bukunya Managing Knowledge Building Block for Success mengemukakan bahwa knowledge adalah keseluruhan bagian dari pengetahuan yang ada dan keterampilan individu yang digunakan untuk memecahkan masalah. Knowledge tersebut terbagi dalam teori dan praktek yang pada umumnya berupa aturan dan petunjuk untuk mengambil keputusan. Knowledge bergantung pada data dan informasi yang dimiliki oleh suatu personal yang merefleksikan tentang suatu pendapat.

Menurut Garner Group (Koina, 2004), manajemen pengetahuan adalah suatu disiplin yang mempromosikan suatu pendekatan terintegrasi terhadap pengidentifikasian, pengelolaan dan pendistribusian semua asset informasi suatu organisasi. Selanjutnya disebutkan bahwa informasi yang dimaksud meliputi database, dokumen, kebijakan, dan prosedur dan juga keahlian dan pengalaman yang sebelumnya tidak terartikulasi yang terdapat pada pekerja perorangan.

Menurut Laudon (2002:372-3) manajemen pengetahuan berfungsi meningkatkan kemampuan organisasi untuk belajar dari lingkungannya dan menggabungkan pengetahuan ke dalam proses bisnis. Manajemen pengetahuan adalah serangkaian proses yang dikembangkan dalam suatu organisasi untuk menciptakan, mengumpulkan, memelihara dan mendiseminasikan pengetahuan organisasi tersebut.

Amrit Tiwana (1999) mendefinisikan knowledge management secara luas dalam arti memanajemeni pengetahuan sebagai “ …management of organizational knowledge for creating business value and generating a competitive advantage.” KM memberikan kemampuan untuk mencipta, mengkomunikasikan dan menerapkan pengetahuan yang diperlukan dan berguna bagi pencapaian semua jenis tujuan bisnis. Menurut Amrit Tiwana “Knowledge management is the ability to create and retain greater value from core business competencies.” KM menyelesaikan masalah bisnis partikular mencakup penciptaan dan penyebaran barang atau jasa inovatif, mengelola dan memperbaiki hubungan dengan para pelanggan, mitra dan pemasok; juga mengadministrasi serta meningkatkan praktek dan proses kerja.

Dalam buku yang ditulis oleh Von Krough, Ichiyo, serta Nonaka (2000), dan Chun Wei Choo, (1998), disampaikan ringkasan gagasan yang mendasari pengertian knowledge adalah sebagai berikut:

(1). Knowledge merupakan kepercayaan yang dapat dipertanggungjawabkan (justified true believe);

(2). Pengetahuan merupakan sesuatu yang eksplisit sekaligus terpikirkan (tacit);

(3). Penciptaan inovasi secara efektif bergantung pada konteks yang memungkinkan terjadinya penciptaan tersebut;

(4). Penciptaan inovasi .

Menurut Malhotra (1997), knowledge management merupakan isu penting mengenai adopsi organisasi, kelangsungan hidup, dan kompetensi organisasi untuk menghadapi peningkatan perubahan lingkungan yang terputus. Intinya, knowledge management merupakan proses organisasi dalam mencari kombinasi sinergi data dan informasi dari kapasitas produksi informasi teknologi, kapasitas kreativitas serta inovasi manusia.

Davenport dan Prusak (1998) memberikan metode mengubah informasi menjadi pengetahuan melalui kegiatan yang dimulai dengan huruf C : comparation, consequences, connections dan conversation.(Definisi/Pengertian Pengetahuan menurut Davenport dan Prusak adalah knowledge is a fluid mix of framed experience, values, contextual information, and expert insight that provides a framework for evaluating and incorporating new experiences and information. It originates and is applied in the minds

of knowers. In organizations, it often becomes embedded not only in documents or repositories but also in organizational routines, processes, practices and norms).

Gambar 1.1. Komponen Knowledge

Menurut Dilip Bhatt (2000) bahwa knowledge management memiliki komponen yang saling terkait satu sama lain, adapun komponennya :

1. People
2. Technology
3. Process

Yang mana ketiganya dapat menghasilkan suatu pembelajaran bagi organisasi. Dari gambar dapat diketahui bahwa komponen sumber daya manusia menjadi factor penting penerapan knowledge management untuk menghasilkan budaya belajar dalam suatu organisasi. Mengapa demikian? Karena hampir sebagian besar pengetahuan yang dimiliki seseorang jauh lebih berpotensi daripada teknologi yang disediakan oleh organisasi.

Knowlegde Management dalam Perspektif Institusi Pendidikan (Universitas Gadjah Mada)

Budaya pengetahuan dalam dunia pendidikan sekarang ini tidak hanya mencakup pada pengetahuan buku secara fisik, banyak jendela informasi yang dapat digali secara elektronik. Hal tersebut tidak lepas dari peranan universitas sebagai institusi pencetak sumber daya manusia berkualitas dan sebagai tempat yang mudah dimasuki teknologi terkini. Hal terpenting saat ini adalah kemudahan memperoleh dan akses. Dalam suatu institusi pendidikan, penyediaan akses informasi 24 jam memang pantas untuk diterapkan. Teknologi komunikasi dan informasi yang ada sekarang akan terus berkembang dan semakin memungkinkan peserta didik untuk mengakses berbagai bahan pengetahuan dari sumber lain yang dapat menguatkan suatu bahan pengetahuan. Untuk itu user dalam hal ini adalah mahasiswa harus mampu mencari informasi dari sumber yang dapat dipercaya kemudian menyaring, mengolah, dan menggunakan informasi tesebut untuk memunculkan suatu ide pemikiran yang baru. Sejalan dengan hal itu fasilitas perpustakaan harus dimaksimalkan sebagai pintu pengaksesan pengetahuan baik yang tercetak maupun non cetak. Tugas Universitas Gadjah Mada beserta dengan pustakawan harus mendorong minat mahasiswa untuk menggali informasi yang tersedia secara maksimal tanpa terhambat waktu dan ruang.

Knowledge management yang dimulai dari dunia bisnis dan akhirnya berkembang fungsinya di pendidikan, dijadikan alasan bagi sebagian besar univesitas, khususnya dalam jurnal ini Universitas Gadjah Mada untuk menyediakan selengkap mungkin referensi buku pengetahuan untuk menciptakan suatu standar perpustakaan yang bertaraf internasional. Mengingat bahwa Universitas Gadjah Mada memiliki banyak bidang disiplin ilmu, tentunya pengelolaan kepustakaan sangatlah penting demi kemajuan dan mutu pendidikan dalam Universitas Gadjah Mada. Universitas Gadjah Mada saat ini telah mengembangkan perpustakaan elektronik, yang diperlukan untuk tindak lanjut adalah mengintegrasikan konsep knowledge management dalam hal pemerolehan, pengorganisasian, pemeliharaan,dan pendistribusian pengetahuan meliputi pengetahuan informal, tidak terstruktur, dan eksternal yang menyangkut lembaga induknya. Konsep knowledge management itu sendiri adalah mendorong bagi tiap individu dapat mengelola pengetahuan yang dimiliki maupun yang digali dari sumber lain yang terkait dengan kebutuhan individu terhadap pengetahuan. Perpustakaan di universitas pada umumnya kurang memperhatikan koleksi-koleksi yang dimiliki baik cetak maupun non cetak yang sebenarnya dapat menjadi tolak ukur akan keberhasilan mahasiswa dalam belajar. Kesuksesan pendidikan dalam suatu universitas diukur dari perpustakaan itu sendiri, semakin banyak buku yang dimiliki dan lengkap, dan didukung dengan teknologi yang membantu dalam aktivitas di dalamnya, akan menjadi kunci sebuah universitas dapat bersaing, seperti Universitas Gadjah Mada.

Di Universitas Gadjah Mada sendiri perpustakaan yang dimiliki sekitar 64 perpustakaan yang mana terbagi atas perpustakaan fakultas(disiplin ilmu) dan perpustakaan untuk pusat studi. Tersebarnya perpustakaan tersebut tentunya perlu suatu manajemen yang dapat membantu pihak universitas, khususnya di sini adalah pustakawan untuk mengelola koleksi dengan baik dan dapat dimanfaatkan secara maksimal. Untuk itu suatu penerapan teknologi informasi sejenis sistem informasi perpustakaan yang dapat membentuk suatu jaringan perpustakaan sangat dibutuhkan agar tidak terjadi redudansi pengelolaan kepustakaan. Seperti pepatah, buku adalah jendela dunia, begitu pula perpustakaan adalah tambang pengetahuan, didukung dengan teknologi informasi berbasis internet, dan internet dapat disebut sebagai jendela informasi tanpa batas. Sesungguhnya kemudahan di era globalisasi ini akan memudahkan institusi pendidikan memajukan budaya ilmiahnya sekaligus penguasaan teknologi. Bersamaan dengan hal itu beberapa konsep knowledge management dapat mendasari suatu institusi pendidikan menerapkan suatu perpustakaan berbasis knowledge management, antara lain:

1. Knowledge management merupakan proses yang terus-menerus harus dilakukan sehingga proses tersebut akan menjadi satu budaya dari perusahaan tersebut, dan akhirnya perusahaan akan membentuk perusahaan yang berbasis kepada pengetahuan.
2. Knowledge management membantu organisasi untuk mengelola kemampuan tiap individu untuk sharing knowledge.
3. Organisasi harus mampu mengintegrasi, me-manage knowledge dan informasi terhadap lingkungan secara efektif.

Hal-hal di atas harus dapat disinkronisasikan tanpa mengalami hambatan jika masing-masing user menyadari betapa pentingnya pengorganisasian pengetahuan. Pengetahuan tidak akan pernah mati maupun hilang begitu saja, apalagi dalam Universitas Gadjah Mada yang mengutamakan kualitas pendidikan bertaraf internasional.

Pengetahuan yang umum tersedia dalam universitas berupa :

1. Tacit knowledge

è pengetahuan yang berbentuk know-how, pengalaman, skill, pemahaman, maupun rules of thumb.

1. Explicit knowledge

è : pengetahuan yang tertulis, terarsip, tersebar (cetak maupun elektronik) dan bisa sebagai bahan pembelajaran (reference) untuk orang lain.

Tentunya kedua pengetahuan tersebut sama-sama bermanfaat bagi kebutuhan mahasiswa. Pengelolaan knowledge explicit lebih mudah dikarenakan sudah tercetak, dalam bentuk buku, jurnal,makalah, skripsi, maupun bentuk karya ilmiah tertulis, yang memudahkan bagi pihak pengguna (mahasiswa) untuk mendapatkan referensi informasi yang dibutuhkan. Sedangkan untuk pengelolaan tacit knowledge sangat sulit, karena beberapa hal seperti beberapa orang enggan untuk melakukan sharing knowledge kepada orang lain, alasannya cukup mudah bahwa pengetahuan yang dimiliki oleh seseorang adalah kekuatan bagi orang tersebut, bila harus dilakukan sharing, hal tersebut sangat sulit, kecuali fenomena sekarang ini yang dapat tertuang dalam blog-blog yang dimiliki oleh orang yang ahli dalam bidang-bidang tertentu. Penggabungan kedua jenis knowledge di atas akan sangat membantu bagi pihak pengguna untuk melakukan studi banding atas berbagai pengetahuan dan menjadi acuan bagi perpustakaan untuk selalu menggali pengetahuan yang potensial dari beberapa dosen.

Pelayanan Perpustakaan Universitas Gadjah Mada

Kegiatan pelayanan perpustakaan dapat dilihat dari dua sisi, yaitu dari sisi penyedia layanan dan dari sisi pemakai layanan. Dari sisi penyedia layanan, kegiatan pelayanan perpustakaan meliputi:

1. Pengadaan pustaka: pembelian, pelangganan, pencarian/pengumpulan.
2. Penyiapan pustaka: antara lain, pemberian label, dan katalogosasi.
3. Pemberian layanan: antara lain, penempatan pustaka di rak, pengeluaran pustaka untuk dipinjamkan (sirkulasi), dan seringkali pula: mencarikan pustaka atas permintaan pengguna layanan.
4. Pemeliharaan pustaka: perbaikan dari kerusakan, pemeliharaan agar tidak rusak, penyimpanan dalam media lain (misal: dari buku ke CD-ROM).

Selain itu, penyedia layanan juga menyediakan ruang beserta sarana-prasarana yang diperlukan untuk kegiatan penggunaan layanan perpustakaan.

Dari sisi pengguna layanan, terdapat beberapa kegiatan sebagai berikut:

1. Mencari pustaka: mencari dari katalog, menelusuri rak-rak buku.
2. Membaca/memanfaatkan pustaka (di ruang perpustakaan)
3. Meminjamkan pustaka (untuk dibawa ke luar perpustakaan)

Seringkali pengguna layanan juga melakukan kegiatan menyalin isi pustaka dengan cara menulis di buku catatannya atau mengfotokopi isi pustaka. Selain itu, sering pula pengguna layanan meminta bantuan staf perpustakaan untuk mencari pustaka. Pustaka yang dimaksud di atas meliputi media cetak (antara lain: buku, majalah, surat kabar), media elektronis (antara lain: berkas elektronis di disk, CD, internet) dan media foto/slide.

Seiring tuntutan kebutuhan pelayanan ditingkatkan dengan berbagai kemajuan, seperti adanya pelayanan akses antar perpustakaan yang menghubungkan berbagai universitas yang bekerjasama dengan Universitas Gadjah Mada. Kebutuhan akan berbagai pengetahuan inilah yang mendorong perlu adanya tata kelola perpustakaan yang lebih memadai, salah satunya dengan upaya sistem informasi perpustakaan.

Teknologi Sistem Informasi Perpustakaan UGM

Tujuan Universitas Gadjah Mada selaku universitas terkemuka di Indonesia berusaha untuk menciptakan suatu kualitas sumber daya manusia yang mampu bersaing dengan perguruan tinggi lainnya di Asia. Untuk itu kepentingan untuk mengakses jurnal dan buku di perpustakaan UGM tanpa harus hadir secara fisik menjadi bagian dari pelayanan perpustakaan UGM yang telah dikemukakan di atas, bahwasannya semakin berkembangnya teknologi integrasi kebutuhan dan kegiatan pelayanan dapat berjalan dengan automasi. Untuk itu perlu adanya suatu jaringan yang menghubungkan 64 perpustakaan yang ada di UGM yang dapat digunakan untuk mengontrol koleksi-koleksi cetak dan non cetak di setiap perpustakaan. Keuntungan dari adanya pusat data dan jaringan terintegrasi ini adalah mengurangi duplikasi koleksi antar perpustakaan. Pada nantnya secara teknologi semua data masuk ke dalam database dan tinggal menghubungkan antar database di perpustakaan yang satu dengan lainnya dan proses peminjaman antar perpustakaan dapat terlaksana dengan baik.

Gambaran umum sistem informasi perpustakaan UGM : untuk koleksi noncetak dalam bentuk data base, jurnal-jurnal elektronik se-UGM dapat akses lewat web. Untuk akses web perpustakaan UGM, mahasiswa masuk ke data base yang on-line. Kemudian, mahasiswa atau dosen diharapkan bisa langsung mengakses dan mendapat jurnal. Rancangan ini dibuat agar semua orang di kampus bisa melihat koleksi perpustakaan di UGM. Lebih dari itu, ke depan diharapkan mahasiswa di fakultas A bisa meminjam di perpustakaan fakultas B. Pembuatan seluruh jaringan perpustakaan di UGM ini dilakukan dengan penyediaan fasilitas fiber optik, fiber optiknya adalah puskom (Pusat Pelayanan Teknologi Informasi dan Komunikasi UGM) dan perpustakaan menangani data koleksi termasuk database perpustakaan.

Penambahan koleksi perlu dilakukan secara terus menerus,salah satunya dengan menjalin kerjasama sister library, yaitu akses perpustakaan antar universitas, dimana perpustakaan UGM menjalin hubungan dengan 11 perpustakaan di negara-negara ASEAN, termasuk penambahan jurnal asing melalui langganan beberapa jurnal asing seperti ProQuest, Jstor.

Berikut ini adalah jaringan perpustakaan yang terhubung dengan server UGM :

Gambar 1.2 . Jaringan Perpustakaan antar universitas

Gambar 1.3. Jaringan Internet Universitas Gadjah Mada

Gambaran umum arsitektur jaringan UGM : Terdapat beberapa server yang saling terhubung. Yang pertama adalah server PPTIK, kedua server local UGM. Kedua server ini dapat digunakan oleh user untuk terhubung ke internet melalui local network. Untuk akses ke portal perpustakaan, mahasiswa harus mendaftar dengan menggunakan username dan password yang berbeda dari portal akademik UGM.

Terdapat aplikasi yang khusus dibuat untuk kegiatan tertentu, misal: perangkat lunak sirkulasi pustaka. Data kepustakaan pada saat ini dapat diakses dari jarak jauh lewat kabel atau udara (gelombang radio) dengan memanfaatkan teknologi komunikasi. Dengan berbekal komputer dan modem serta sambungan telepon, seseorang dapat menelusuri kepustakaan besar di dunia dari jarak jauh (dengan fasilitas internet). Akses dengan teknologi komunikasi semakin cepat dan berkapasitas semakin besar yang memungkinkan pengiriman gambar secara multi media dan interaktif.

Pemanfaatan Sistem Informasi Perpustakaan Universitas Gadjah Mada

Dari sisi penyedia layanan, pemanfaatan kemajuan teknologi informasi untuk mendukung kegiatan pelayanan perpustakaan meliputi:

1. Pengadaan bahan pustaka: pembelian, pelangganan, pencarian / pengumpulan

ð Pencarian informasi pustaka yang dijual oleh penerbit di dunia dapat dilakukan lewat akses internet; demikian juga, pemesanan maupun pembelian/pembayarannya dapat dilakukan lewat internet.

2. Penyiapan pustaka: antara lain, pemberian label dan katalogisasi

ð Penyiapan pustaka dapat lebih lancar dan terintegrasi dengan memanfaatkan perangkat lunak umum (olah kata dan olah angka) maupun dengan perangkat lunak yang khusus dibuat untuk mendukung pengolahan pustaka.

3. Pemberian layanan

ð Pemberial layanan sirkulasi dan pencarian pustaka dapat didukung oleh suatu sistem informasi yang khusus dibuat untuk itu.

4. Pemeliharaan pustaka

ð Penyimpanan pustaka dari bentuk buku ke dalam media berupa CD dapat dilakukan dengan teknologi komputer.

Dalam era informasi, perpustakaan UGM saat ini telah mempunyai ruang-ruang komputer yang dilengkapi dengan jaringan komunikasi data (LAN dan akses internet) serta CD-ROM berisi informasi pustaka.

Dari sisi pengguna layanan, kemajuan teknologi informasi perlu dimanfaatkan untuk mendukung beberapa kegiatan sebagai berikut:

1) Pencarian pustaka lewat katalog dapat dilakukan dengan bantuan suatu sistem informasi perpustakaan

2) Pembacaan/pemanfaatan pustaka (di ruang perpustakaan) tidak hanya dilakukan terhadap media cetak tetapi juga terhadap media elektronis (CD-ROM), disket, hardisk) dengan bantuan sistem komputer dan teknologi komunikasi data. Dengan memanfaatkan akses jarak jauh (LAN, WAN, Internet), pengguna layanan perpustakaan tidak harus berada dibangunan perpustakaan, tapi dapat berada dimanapun untuk membaca/memanfaatkan layanan perpustakaan (situasi ini biasa disebut sebagai virtual library- lihat Smith dkk, 1995).

3) Peminjaman pustaka di era informasi tidak lagi dibatasi oleh koleksi perpustakaan setempat, tapi mendunia (karena pustaka berupa berkas elektronis). Situasi seperti ini disebut sebagai library without walls.

Untuk menyalin isi pustaka elektronis (CD-ROM, berkas internet) dapat dilakukan dengan mengkopinya ke dalam storage media, seperti USB, Harddisk eksternal, maupun ke dalam memory card.

Pergeseran Fungsi Perpustakaan Seiring dengan Perkembangan Teknologi

Universitas Gadjah Mada sebagai pemimpin dalam pendidikan di Indonesia, perlu adanya perpustakaan yang mampu menjembatani pengembangan kualitas sumber daya manusia dengan visi dan misi organisasi. Jika sebelum teknologi diterapkan ke dalam dunia pendidikan, maka wajarlah jika sekarang Universitas Gadjah Mada melakukan perencanaan strategis untuk membuat tujuan, sasara, dan kegiatan-kegiatan yang akan dicapai dalam upaya penerapan knowledge management. Tujuan utama dari hal tersebut adalah untuk mengelola, menerapkan, dan memelihara sumber-sumber informasi, serta mendukung basis pengetahuan Universitas Gadjah Mada dengan sistem dan teknologi yang tepat.

Seperti yang telah diungkapkan di atas bahwa jenis kegiatan pelayanan dalam perpustakaan Universitas Gadjah Mada mencakup dua sisi penyedia layanan dan pemakai layanan, maka penerapan teknologi informasi dalam cakupan knowledge management perpustakaan telah mengubah beberapa paradigma akan fungsi perpustakaan secara keseluruhan. Perpustakaan tidak lagi menjadi tempat untuk mendapatkan buku pengetahuan, namun juga menjadi tempat munculnya ide-ide baru dan pengembangan pemikiran baru berdasarkan kemudahan akses informasi baik cetak maupun non cetak. Kondisi semacam ini tentunya sangan mendukung pada iklim knowledge sharing berbagai pihak yang terlibat dalam institusi pendidikan.

Perubahan fungsi perpustakaan sebagai akibat dari perkembangan teknologi sangat bergantung pula pada partisipasi dan kerjasma berbagai komponen di dalamnya, meliputi dari staff karyawan, pustakawan, mahasiswa, dosen, rektor,dan pihak lainnya untuk mewujudkan suatu perpustakaan yang berbasis teknologi dan dapat menyediakan informasi kapanpun.

Knowledge Management dalam Perpustakaan Universitas Gadjah Mada

Untuk menunjang perkembangan ilmu pengetahuan dan inforamasi perpustakaan juga senantiasa berbenah diri untuk menjaga kelancaran layanan. Era saat ini perpustakaan mulai disentuh oleh kecanggihan Teknologi Informasi yang menampilkan keramahan dalam penggunaan sehingga para pengguna perpustakaan dimanjakan dengan pelayanan yang cepat dan akurat sejak mulai pendaftaran anggota, peminjaman, dan pengembalian. Para pengguna sudah tidak perlu lagi mengantri untuk menunggu giliran untuk dilayani oleh para pustakawan namun dengan kecanggihan teknologi RFID pengguna hanya cukup melapor pada komputer, klik-klik selesai. Sebagai mana pengguna para pustakawan juga menjadi lebih santai dengan tidak direpotkan dengan tumpukan kertas yang harus direkap karena semua sudah dilakukan secara otomatis oleh komputer. Komputer yang mengambil alih tugas dengan kecepatan dan keakuratan tinggi membuat database dan menyediakan informasi yang diperlukan oleh user. Dalam hal ini komputer memberikan pelayanan. Bahan pustaka yang tertulis,tercetak dan terekam terbentuk menjadi pusat sumber informasi yang sistematis dan otomatis untuk didayagunakan bagi keperluan pendidikan, penelitian dan rekreasi intelektual bagi kemajuan bangsa dan peningkatan kualitas masyarakat.

Dalam knowledge management terdapat beberapa tahapan agar suatu knowledge yang tersimpan dalam organisasi (Universitas Gadjah Mada) dapat dikelola dengan baik. Adapun tahapan dalam knowledge management tersebut meliputi :

1. berbagi pengetahuan yang belum digali (tacit)
2. menciptakan konsep
3. membenarkan konsep
4. membangun prototype
5. melakukan penyebaran pengetahuan

Di bawah ini gambaran proses suatu knowledge management terhubung untuk mendapatkan suatu informasi.

Gambar 1.4. Proses Knowledge Management

Penerapan teknologi informasi di perpustakaan Universitas Gadjah Mada dapat difungsikan dalam berbagai bentuk, antara lain:

1. Penerapan teknologi informasi digunakan sebagai Sistem Informasi Manajemen Perpustakaan. Bidang pekerjaan yang dapat diintegrasikan dengan sistem informasi perpustakaan adalah pengadaan, inventarisasi, katalogisasi, sirkulasi bahan pustaka, pengelolaan anggota, statistik dan lain sebagainya. Fungsi ini sering diistilahkan sebagai bentuk Automasi Perpustakaan.
2. Penerapan teknologi informasi sebagai sarana untuk menyimpan, mendapatkan dan menyebarluaskan informasi ilmu pengetahuan dalam format digital. Bentuk penerapan TI dalam perpustakaan ini sering dikenal dengan Perpustakaan Digital.

Teknologi knowledge management yang diterapkan dalam perpustakaan online Universitas Gadjah Mada menyediakan beberapa kemudahan akses baik untuk terhubung dengan perpustakaan universitas lain di dalam negeri maupun terhubung dengan universitas luar negeri, selain itu juga fasilitas perpustakaan online ini dilengkapi dengan beberapa jurnal asing.

Berikut ini adalah beberapa interface mengenai sistem informasi perpustakaan Universitas Gadjah Mada :

Gambar 1.5. Form entri data buku

Form di atas digunakan memasukkan (entri) data buku yang baru, dilakukan oleh petugas perpustakaan. Sebagaimana diungkapkan di atas bahwa pemanfaatan teknologi seperti knowledge management perpustakaan ini digunakan untuk memudahkan proses pencatatan buku baru oleh petugas. Efisiensi waktu dan tenaga menjadi kunci dari pemanfaatan knowledge management. Pentingnya form ini adalah mengelola referensi buku yang tersedia di dalam perpustakaan Universitas Gadjah Mada.

Gambar 1.6. Form halaman depan dari perpustakaan online Universitas Gadjah Mada

Form ini berbasis web karena diperuntukkan untuk user umum, tidak ditujukan untuk pengelolaan oleh satu pihak. Fungsi dari perpustakaan digital yang berbasis web ini adalah menyediakan akses seluas-luasnya bagi mahasiswa sebagai ”people” utama dalam sistem informasi perpustakaan ini. UGM sebagai institusi pendidikan yang selalu menyiapkan sumber daya manusia yang memperhatikan budaya pembelajaran layak untuk mengembangkan perpustakaan digital agar setara dengan universitas lainnya di Asia.

Gambar 1.7 . Form untuk pencarian buku

Form (gambar 1.7) digunakan untuk melakukan pencarian buku dengan lebih detail, bisa memasukkan judul,pengarang, subyek,penerbit atau salah satu dari sekian banyak pilihan berdasarkan judul hingga penerbit. Pada field yang atas terlihat lokasi perpustakaan, ini menunjukkan bahwa jaringan perpustakaan yang menghubungkan 64 perpustakaan UGM telah memiliki kapasitas pengelolaan database yang sangat bagus.

Beberapa form di atas adalah merupakan pengembangan sistem informasi perpustakaan untuk memenuhi kebutuhan sharing knowledge. Tujuan knowledge management adalah untuk menciptakan suatu pengetahuan yang dapat diterima oleh berbagai pihak dan dapat digunakan dalam konteks pembelajaran. Knowledge management yang terintegrasi dengan sistem informasi perpustakaan sangat memungkinkan diciptakannya suatu standar model pembelajaran yang berbasis teknologi. Dalam Universitas Gadjah Mada, sumber daya manusia sebagai komponen paling penting dalam knowledge management diikuti dengan proses pembelajaran yang terus meningkat dalam lingkungan UGM serta didukung dengan dukungan teknologi yang terkini, menjadikan budaya pembelajaran sangat mudah diterapkan dalam lingkup UGM. Perpustakaan dapat dijadikan sebagai tempat awal bagi “people” yang potensial untuk memperoleh pengetahuan yang kemudian dapat melakukan “sharing knowledge”. Upaya-upaya pengkajian pengetahuan tersebut akan semakin baik jika dilakukan dengan dukungan teknologi, seperti yang telah dikemukakan di atas bahwa pemanfaatan teknologi internet sangat membantu dalam sharing knowledge untuk menyebarkan informasi dan pengetahuan yang semi terstruktur. Dalam website perpustakaan digital UGM, dapat dilihat bahwa pilihan sumber referensi bacaan,baik buku, jurnal, maupun database sangat luas dan dapat diakses dengan mudah. Dapat dikatakan bahwa knowledge management adalah kunci bagi Universitas Gadjah Mada sukses dalam pengembangan universitas bertaraf internasional.

KESIMPULAN

Berdasarkan kajian di atas, dapat ditarik kesimpulan pada penerapan sistem informasi perpustakaan Universitas Gadjah Mada :

1. Perpustakaan dapat dimaksimalkan peranannya dalam pengembangan mutu sumber daya organisasi pendidikan seperti universitas. Begitu pula dalam lingkungan Universitas Gadjah Mada sebagai universitas berkompeten lebih memperhatikan perpustakaan lebih dari sekedar tambang pengetahuan namun juga sebagai tempat pengembangan ideologi pengetahuan yang berkelanjutan.
2. Knowledge management tidak dapat diterapkan secara terpisah dengan aktivitas operasional dan teknologi informasi, karena ketiganya saling berkaitan dan mendukung dalam upaya penciptaan institusi yang berwawasan pengetahuan.
3. Knowledge management yang terintegrasi dengan sistem informasi pendidikan akan meningkatkan Universitas Gadjah Mada mengembangkan mahasiswa untuk mengelola berbagai pengetahuan yang diperoleh dan selanjutnya dapat digunakan dalam lingkungan pendidikan secara keseluruhan.
4. Penerapan teknologi berbasis web menjadi faktor penting dalam penerapan knowledge management dan sistem informasi perpustakaan yang menghasilkan jaringan perpustakaan (perpustakaan digital).
5. Universitas Gadjah Mada telah berhasil menjadikan sumber daya manusia sebagai penentu berkembangnya budaya belajar sehingga penggunaan knowledge dapat dilakukan dengan cepat seiring dengan kebutuhan informasi dan pengetahuan.

Implementasi Knowledge Management System Pada Kantor Akuntan Publik (Suatu Studi Kasus)

Oleh:
Kristoforus Satrio Windoko
System Development Manager, PT. Deloitte Touche Tomatsu, Jakarta
Alumnus, Program Magister Ilmu Komputer Universitas Bunda Mulia, Jakarta

Dwi Handoko
Staf Pengajar, Program Magister Ilmu Komputer Universitas Bunda Mulia, Jakarta

The Concepts of Knowledge Management System (KMS) have been studied by many competent experts. KMS is considered as a very good method for companies or organizations to improve human resource capabilities. KMS is expected to minimize knowledge differences between individuals.
This research is conducted at one particular division in a Public Accountant Office which has implemented KMS. Efficacy of execution of the KMS will be influenced heavily by management support. Weber model is applied in this research with a modification of model introduced by Delone and Mclean. This model indicates the effectiveness of an information system and it is also influenced by employees’ satisfaction level. This research shows that the level of knowledge availability (installation) and the level of strategic importance knowledge (implementation) are placed at the efficient and effective quadrants which indicate that there are equality between installation level and implementation level of KMS at the KAP.

link: http://www.ubm.ac.id/penelitian-dosen/30-penelitian/363-implementasi-knowledge-management-system-pada-kantor-akuntan-publik.html

Analisis Knowledge Gap

Apa itu analisis knowledge gap?

Analisis knowledge gap merupakan metode yang digunakan untuk mengetahui seberapa besar kesenjangan knowledge dalam suatu organisasi. Setelah dilakukan perhitungan maka akan dapat diketahui keadaan knowledge yang dibutuhkan dan knowledge yang sekarang tersedia.

Apabila terjadi kesenjangan knowledge, maka organisasi dapat mulai menyusun langkah-langkah apa saja yang diperlukan untuk menghilangkan kesenjangan tersebut.

Perhitungan Knowledge gap

Knowledge gap didapat dari selisih antara rata-rata tingkat kepentingan dan rata-rata tingkat penguasaan terhadap knowledge yang dibutuhkan karyawan.

Tingkat kepentingan menyatakan seberapa penting knowledge yang dibutuhkan oleh karyawan untuk menjalankan tugas dan fungsinya.

Tingkat penguasaan menyatakan seberapa jauh penguasaan karyawan yang terdapat di dalam suatu bidang terhadap knowledge yang dibutuhkan.

Berikut ini merupakan rumus untuk menghitung rata-rata tingkat kepentingan dan rata-rata tingkat penguasaan knowledge.

NKi = ((K1 x 1) + (K2 x 2) + (K3 x 3) + (K4 x 4)) / R

Di mana:

1. NKi = Nilai kepentingan terhadap knowledge i
2. K1 = Jumlah responden dengan jawaban “A”
3. K2 = Jumlah responden dengan jawaban “B”
4. K3 = Jumlah responden dengan jawaban “C”
5. K4 = Jumlah responden dengan jawaban “D”
6. R = Total responden

NPi = ((P1 x 1) + (P2 x 2) + (P3 x 3) + (P4 x 4)) / R

Di mana:

1. NPi = Nilai penguasaan terhadap knowledge i
2. P1 = Jumlah responden dengan jawaban “A”
3. P2 = Jumlah responden dengan jawaban “B”
4. P3 = Jumlah responden dengan jawaban “C”
5. P4 = Jumlah responden dengan jawaban “D”
6. R = Total responden

Dari perhitungan yang dilakukan, dapat pula diperoleh knowledge wajib yaitu knowledge yang perlu dan harus dimiliki oleh karyawan untuk melaksanakan tugasnya secara efektif dan efisien. Kriteria yang termasuk knowledge wajib adalah knowledge yang memiliki nilai kepentingan antara 3-4 dan atau memiliki nilai kesenjangan knowledge tertinggi.

Selain knowledge wajib, dapat diperoleh juga knowledge pilihan, yaitu knowledge pelengkap yang membantu dalam pelaksanaan tugas karyawan. Kriteria yang termasuk dalam knowledge pilihan adalah knowledge dengan nilai kepentingan kurang dari 3 dan selain dari knowledge dengan nilai kesenjangan tertinggi.

Referensi:
Buku Penerapan Knowledge Management pada Organisasi, Graha Ilmu.

Penciptaan Knowledge

Penciptaan knowledge terjadi karena adanya interaksi atau perubahan antara tacit knowledge menjadi explicit knowledge. (Nonaka)
Bila anda belum mengetahui apa itu tacit dan explicit knowledge, Anda dapat membacanya pada artikel sebelumnya disini

Untuk mendukung pengembangan SDM dalam organisasi yang merupakan perwujudan SECI Nonaka (Socialization, externalization, combination, internalization), digunakan teknologi informasi yang ada dalam organisasi.

Berikut ini akan dijelaskan masing-masing proses dalam SECI.
Sosialisasi

Proses sosialisasi antar-SDM dalam organisasi biasanya dilakukan dengan pertemuan langsung atau tatap muka langsung melalui rapat, diskusi, dll.
Pada pertemuan langsung ini tiap orang dapat berbagi pengalaman mereka, knowledge mereka sehingga dapat terbentuk knowledge baru bagi mereka.

Dan dengan penggunaan teknologi proses pertemuan langsung pun dapat digantikan dengan penggunaan email, atau conference.
Eksternalisasi

Eksternalisasi merupakan proses untuk mengartikulasikan tacit knowledge menjadi suatu konsep yang jelas. Proses ini dapat dilakukan sebagai contoh dengan medokumentasikan notulen rapat kedalam bentuk eksplisit dan kemudian dikonversikan dalam bentuk digital untuk kemudian dapat dipublikasikan kepada mereka yang berkepentingan.

Forum diskusi merupakan contoh penggunaan teknologi pada proses ini, yang dapat membantu terbentuknya tacit menjadi eksplisit.
Kombinasi

Kombinasi merupakan proses konversi knowledge dengan mengkombinasikan berbagai knowledge eksplisit yang berbeda untuk disusun ke dalam sistem knowledge management.
Internalisasi

Semua dokumen atau data, informasi dan knowledge yang sudah didokumentasikan dapat dibaca oleh orang lain.
Pada proses ini terjadi peningkatan knowledge SDM.

SECI Nonaka

Referensi: Buku Penerapan Knowledge Management Pada Organisasi, Graha Ilmu;
wikipedia.

Daftar Abstrak Tesis Progra Magister Teknologi Informasi Fakultas Ilmu Komputer Universitas Indonesia - Tahun 2001

# Ilhamsyah Edwar

Perencanaan Sistem Informasi Rumah Sakit Umum Pusat Nasional Dr. Cipto Mangunkusumo

Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui bagaimana perencanaan sistem informasi dan teknologi informasi (SI/TI) yang terintegrasi pada Rumah Sakit Umum Pusat Nasional Dr. Cipto Mangunkusumo (RSCM). Untuk metodologi perencanaan SI/TI, digunakan kerangka kerja yang dikenalkan oleh Ward and Griffiths (1996). Metodologi ini membutuhkan analisis internal dan eksternal organisasi, kebutuhan bisnis, dan beberapa teknik analisis untuk menghasilkan perencanaan yang baik. Data dan informasi yang dibutuhkan ialah berkenaan dengan visi, misi dan strategi RSCM. Juga dibutuhkan data tentang jumlah pasien, jenis perawatan dan pengobatan, kegiatan sehari-hari RSCM. Informasi tentang kebutuhan SI/TI juga diperlukan untuk menghasilkan perencanaan SI/TI yang dapat mendukung strategi bisnis RSCM dan terintegrasi. Dr hasil penelitian disimpulkan bahwa diperlukan basis data pasien, karyawan, peralatan, dan ruangan untuk menyimpan data tersebut. Bassis data ini menggunakan relational database yang memiliki through 0ut, scalability, dan availability yang tinggi. Data ditempatkan secara terpusat dan dapat diakses oleh pengguna secara remote oleh pengguna dengan menggunakan browser. Maksudnya ialah RSCM akan memanfaat teknologi web-based application agar mudah untuk pengembangan lebih lanjut. Untuk itu diperlukan sistem jaringan komputer terpadu yang dapat menghubungkan jaringan komputer yang ada disetiap gedung RSCM. Juga perlu dikembangkan beberapa sistem informasi y.i.pasien, akuntansi keuangan, pendidikan, ruang, kepegawaian, barang-peralatan. Sistem yang direncanakan meningkatkan kualitas pelyanan thdp pasien. Selain itu SI/TI juga dapat meningkatkan produktifitas setiap pegawainya. SI/TI juga memungkinkan pihak

# Victor Erico Korompis

Pengembangan Prototipe Situs Web Perdagangan B2B (Business to Business) Studi kasus pada pengusaha kecil dan menengah

Perusahaan skala kecil dan menengah mulai bertumbuhan dan mendapatkan dukungan dari pemerintah sejak krisis ekonomi mulai melanda Indonesia pada akhir 1997. Namun berbagai kendala menghalangi mereka untuk tumbuh dan berkembang. Mulai dari kesulitan mendapat bahan baku, hingga kesulitan memasarkan produk. Berbeda dengan yang terjadi di negara maju, perusahaan skala kecil dan menengah Indonesia banyak yang belum memanfaatkan dukungan Teknologi Informasi dalam menjalankan usahanya. Dr masalah diatas pengusaha skala kecil dan menengah perlu dibantu untuk berkembang. Salah satu cara adalah dengan membuat suatu media untuk mempertemukan mereka dengan pembeli yang tepat, atau mendapatkan penjual bahan baku yang tepat. Internet sebagai teknologi yang masih terus berkembang, dan dipakai oleh jutaan orang di seluruh dunia, merupakan sebuah media yang layak untuk dicoba oleh perusahaan skala kecil dan menengah untuk mendukung bisnis mereka.Thesis ini akan membahas pembuatan suatu prototipe situs web perdagangan di internet yang meberikan fasilitas infrastruktur bagi perusahaan kecil dan menengah, dengan memberikan penekanan pada bisnis model dari situs B2B. Eksplorasi situs dilanjutkan dengan melakukan identifikasi key success factor. Untuk melihat kemungkinan yang akan terjadi saat implementasi maupun menentukan tahapan awal yang harus dilalui situs, dilakukan analisa perencanaan strategis. Analisa faktor internal dilakukan dengan metode CSF dan supply chain, sedangkan analisa faktor eksternal dilakukan dengan menggunakan model bisnis Porter Competitive Force. Penulis mengajukan juga rancangan fungsionalitas dan interaksi antara user dengan sistem, lewat metodologi Unified Modelling Language (UML).

# Joko Imananto

Modal intelektual:Pengukuran Modal Struktural perusahaan telekomunikasi untuk mengantisipasi Kompetisi dalam era pengetahuan (studkas.: TELKOM)

PT Telekomunikasi Indonesia Tbk., atau disebut TELKOM saja, saat ini adalah pemain utama pasar telekomunikasi domestik Indonesia. Tetapi dalam waktu dekat, setelah diberlakukan deregulasi baru bidang telekomunikasi karena tekanan pasar global, TELKOM harus siap memasuki kompetisi yang lebih terbuka. TELKOM harus mampu bersaing dalam skala global seperti yang sudah dicangkan dalam program T-2001 untuk menjadi World Class Operator (WCO). Dalam era informasi, kompetisi hanya bisa dimenangkan oleh perusahaan yang memiliki sumber daya yang unggul didukung oleh Sistem Informasi (SI). dan Teknologi Informasi (TI) yang strategis. Dalam hal ini, SI/TI merupakan enabling factor untuk mencapai kesuksesan usaha. Sesuai perkembangan mutakhir, ternyata ada usulan untuk mengedepankan istilah era pengetahuan (KNOWLEDGE ERA). Sesuai urutan tingkatan: data, informasi, pengetahuan (dan selanjutnya kebijakasanaan), maka era pengetahuan adalah perkembangan selanjutna dari era informasi. Dalam era pengetahuan, kuncinya adalah produk usaha yang bisa diramu (customized) sesuai kebutuhan pemakai dibndingkan dengan produk yang sudah baku dalam era informasi. Diperlukan suatu pengetahuan dan proses pembelajaran lebih lanjut dari informasi yang didapat untuk mengerti keinginan pasar. Untuk memungkinkan hal tersebut diperlukan modal intelktual perusahaan yang didukung oleh SI/TI yang strategis. Memasuki kompetisi, TELKOM tidak bisa hanya berpuas diri dengan pola usaha lama yang "monopolistik". Dimana pemakai tidak punya pilihan lain selain membeli produk dan layanan baku TELKOM untuk beragam kelas pemakai. Diperlukan paradigma baru dalam memberikan

# Ardi Sama

Mengukur nilai ekonomis sistem marketing customer information

file untuk mendukung customer relaionship managemen dalam meningkatkan profitabilitas. Persaingan antar bank semakin meningkat seiring dengan peningkatan usaha perbankan dalam memberikan pelayanan kpada nasabah, meningkatkan keuntungan dan memperluas jangkauan pasar. Para manajer bisnis terus menerus mengambil keputusan bisnis berdasarkan pada informasi yang mereka dapat baik yang berasal dari internal maupun eksternal, untuk mencapai obyektif dari perusahaan. Krisis ekonomi yang melanda negara-negara di kawasan Asia termasuk juga Indonesia, telah mempengaruhi kinerja dunia perbankan. Langkah-langkah restrukturisasi maupun merging antar bank-bank di Indonesia dilakukan untuk mempertahankan kelangsungan bisnis di masa krisis tersebut. Bagi bank, nasabah merupakan aset terbesar yang harus dipertahankan Perubahan pasar yang cepat membutuhkan suatu sistem informasi untuk membantu proses pengambilan keputusan strategis. MCIF (Marketing Customer Information File) dibentuk untuk mendukung CRM (Customer Relationship Management) dan membantu bank dalam meningkatkan profitabilitas. Tesis ini memfokuskan pada analisis perhitungan keuntungan-keuntungan, pengaruh ekonomis, tingkat strategis sistem serta pengaruh terhadap organisasi dengan menggunakan model porter, WCA Alter, metodologi IE Parker dan hasil penelitian Dyche. Data yang digunakan untuk analisis berasal dari buku-buku, referensi, whitepaper atau juga dari internet dengan asumsi-asumsi tambahan sebagai pelengkap analisis data.

# Rivan H. Kartowisastro

Pembuatan Prototipe Knowledge Management System sebagai pendukung proses pengolahan informasi standardisasi perdagangan studi kasus BSN

Perkembangan tkenologi baik di bidang komunikasi maupun transportasi telah menyatukan kegiatan ekonomi dunia. Akibatnya, persaingan perdaganganpun menjadi persaingan global. Apa yang telah mereka capai dalam bisnis pada masa sebelum ini, belum tentu mampu membuat mereka bertahan dimasa mendatang. Perusahaan /organisasi yang bisa bertahan adalah mereka yang sanggup memberi kualitas, nilai, pelayanan, inovasi dan kecepatan bagi konsumennya. Untuk itu, perusahaan/ organisasi tidak lagi hanya bergantung pada modal finansial, ttp juga pada knowledge (pengetahuan) sebagai faktor pendukung utama. Berdasarkan kondisi tersebut, banyak organisasi semakin menyadari pentingnya mengelola dan memanfaatkan sebaik-baiknya engetahuan yang mereka miliki, agar dapat menjadi competitive advantage bagi perusahaannya. Untuk itu penerapan Knowledge Management (KM) menjadi suatu kebutuhan bagi suatu organisasi. Hal ini tidak terbatas pada perusahaan bisnis semata ttp juga oleh organisasi nir laba seperti badan pemerintah. Terutama badan pemerintah yang berfungsi mendukung perdagangan dunia. Organisasi ini memerlukan KM untuk meningkatkan kemampuan sumber daya manusia (SDM) mereka, agar mampu memberikan pelayanan yang terbaik bagi pemerintah dan masyarakat. Tesis ini memfokuskan pada analisis, perancangaan dan pembuatan prototipe Knowledge Management System untuk mendukung kegiatan pengolahan informasi standardisasi perdagangan. Tesis yang menggunakan kerangka kerja dari Amrit Tiwana ini mengambil sstudi kasus Badan Standardisasi Nasional (BSN). Hasil penelitian ini diharapkan dapat digunakan untuk pengembangan KMS selanjutnya sehingga dapat memberikan dukungan yang berarti bagi kegiatan standardisasi BSN.

# Yenny

Pengembangan prototipe knowledge network (K-NET) sebagai pendukung proses pengambilan keputusan strategis di Perguruan Tinggi (Studi Kasus: Bina Nusantara).

Tujuan penelitian adalah 1/ mengidentifikasi knowledge yang tepat dan sesuai dengan kebutuhan karyawan dan pimpinan; 2/ merancang prototipe Knowledge Management System yang dapat mendukung pimpinnan dalam pengambilan keputusan strategis. Metodologi pengumpulan data dilakukan dengan studi pustaka, penyebaran kuesioner, dan wawancara dengan pimpinan dan karyawan Universitas Bina Nusantara (UBiNus) yang terkait dengan proyek Knowledge Network (K-net). Hasil kuesioner dianalisis dengan metode IT Advisor for Knowledge Management (IT AKM). Hasil analisis menentukan posisi UBinNus pada KM Landscape, dan dipakai sebagai acuan pembuatan prototipe sistem. Hasil dari penelitian ini adalah 1 > K-Net sebagai hasil rancangan prototipe KMS yang diharapkan dapat membantu dalam proses pengambilan keputusan; 2> K-Net sebagai media bagi karyawan untuk meningkatkan kemampuannya sehingga kinerja mereka meninkat; 3> K-Net merupakan aplikasi pendukung bagi organisasi untuk menggali tacit knowledge karyawan (YN).

Kata Kunci: Knowledge Management, Knowledge Network

# Teguh P. Widhayaka

Mengukur kontribusi intangible value dari implementasi teknologi informasi terhadap nilai perusahaan jasa umum (Studi Kasus PT SCI)

In the globalization era, IT is viewed as not only a means of functional integration but as an opportunity to enchance the competitive capability of the firm. In this case, IT is likely valuable for the firm, but how much exactly the values of IT for the firm, how to calculate the value and whaat method can be used is quite a problem. The reason to the problem is that IT value is mostly intangible value. Information Economics (IE) method is intended to provide a technique to measure IT's intangible value which is addressing a future value factor of IT investment and implementation. Future value factor is also used by methods or techniques to meassure company value. Discounted Cash flow method (DCF) is one among them. The outputs produced by DCF is in the form of Net Cash Flow which is the same as IE's outputs. Using the combination of these two methods, the contribution of IT value to the company value can be measured. In this thesis,the methods are applied to a service company, which is also a State Owned Company, PT SCI.

Key Word/Kata Kunci: Information Economics, IT value, Company Value, IT Value Contribution.

# Donny Martinus

Kajian Bisnis dan teknologi pada penerapan digital video Broadcasting di Indonesia

Perkembangan perangkat komputer dan permintaan akan jaringan komputer yang canggih menjadi kebutuhan yang utama pada abad ini. Kebutuhan ini dapat dikategorikan menurut fungsinya kedalam kebutuhan hiburan dan kebutuhan ini dapat dikategorikan menurut fungsinya kdalam kebutuhan hiburan dan kebutuhan untuk menjalakan bisnis. Kedua kebutuhan inilah yang memberikan arah kemana perkembangan komputer dan jaringan akan dikembangkan. Komunikasi data berkecepatan tinggi saat ini menjadi sangat diperlukan untuk menjalankan bisnis dan hiburan. E-commerce, bisnis bank ritel, intranet, ekstranet dll. adalah aplikasi yang paling banyak dipertimbangkan dalam menjalankan bisnis yang membutuhkan jaringan berkecepatan tinggi. Pada kategori hiburan aplikasi yang dibutuhkan pada pasar adalah program TV, TV dalam internet, Internet dalam TV, e-commerce, permainan dll. Aplikasi diatas tidak dapat diterapkan jika jaringan yang digunakan masih bergantung pada jaringan telepon yang ada sekarang dengan kecepatan 56kbps (jaringan yang paling umum ditemukan). Teknologi alternatif dikembangkan untuk menghindari bottleneck kecepatan jaringan komunikasi data. Alternatif tersebut adalah BISDN

# Hotma Toni Sianturi

Mengukur nilai ekonomis investasi JIT unutk mencapai ZERO INVENTORY (Studi Kasus: PT.DNR)

Inventori pada perusahaan haruslah ditangani dengan baik dan benar, untuk itu diperlukan konsep yang baik untuk penanganannya. Salah satu konsep penangan inventori adalah JIT (Just In Time). konsep ini sudah lama dikenal dan sudah digunakan oleh banyak perusahaan diseluruh dunia. Pada awalnya JIT banyak digunakan oleh perusahaan produksi (pabrik), ttp konsep ini dapat juga digunakan untuk perusahaan distribusi PT. DNR adalah salah satu perusahaan distribusi yang mencoba menggunakan JIT, dengan mengharapkan hasil akhir Zero Inventory. Implementasi JIT pada PT DNR dilakukan oleh Bagian TI dengan merubah aplikasi sistem informasi lama dengan aplikasi sistem informasi JBA System 21. Implementasi JIT pada sistem informasi PT. DNR memerulkan investas yang cukup besar. Oleh sebab itu nilai ekonomis investas sistem informasi perlu diukur agar investasi pada sistem informasi layak. Metodologi Information Economics dipakai pada tesis ini untuk mengukur nilai ekonomis investasi sistem informasi. Metodologi Information Economics dapat memberikan gambaran yang baik untuk investasi sistem informasi, karena metodologi ini melakukan perhitungan nilai pengembalian investasi (ROI) serta melakukan penilaian pada Domain Bisnis dan Domain Teknologi. Nilai ROI diperoleh dari kuantifikasi pengembalian investas tradisional ditambahkan dengan kuantifikasi manfaat Value Linkintg berupa peningkatan pesanan dan bunga deposito, serta penambahan manfaat Value Acceleration berupa pengurangan waktu tunggu stok. Penilaian Domain Bisnis and Domain Teknologi digunakan untuk melihat hubungan investasi JIT dengan bisnis perusahaan.

Kata Kunci: JIT, Nilai Ekonomis, Information Economics

# Arya Ambara Jaya

Penerapan Information Economics untuk mengevaluasi investasi sistem informasi geografis jaringan pipa pada perusahaan minyak dan gas (VICO Indonesia).

Persaingan di industri migas untuk meningkatkan effisiensi biaya operasi dan investasi sangat ketat. Masalah ini tidak hanya disebabkan oleh ketidakpastian harga migas, ttp juga oleh rendahnya tingkat efisiensi perusahaan-perusahaan migas. Masalah ini berpengaruh pada investasi di VICO dimana setiap investasi, termasuk investasi teknologi informasi, memerlukan evaluasi dan justifikasi yang lebih kuat agara dapat disetujuai oleh manajemen. Fokus pembahasan tesis ini adalah penerapan metodologi Information Economics untuk mengevaluasi biaya dan manfaat investasi proyek VICOPIMS(VICO Pipeline Information Management System). Pada analisis manfaat tangible, dievaluasi manfaat pengurangan biaya langsung. Pada analisis manfaat quasi tangivle, dievaluasi efek investasi teknologi informasi pada kinerja bisnis. Pada analisis manfaat intangible, dievaluasi keselaransan antara business objective dan VICO Information Technologi Strategic Plan dengan VICOPIMS. Kontribusi terbesar VICOPIMS terdapat pada manfaat quasi tangible value linking, yakni peningkataan akurasi corrosion analysis yang dapat mencegah kebocoran pipa. Information Economics adalah sekumpulan teknik perhitungan untuk mengkuantifikasi manfaat tangible, quasi tangible dan intangible dari suatu investasi pada proyek teknologi informasi. Teknik tersebut teridiri atas cost-benefit analysis, value-lingking, value acceleration, value restructuring, innovation valuation, business domain value, dan techlogy domain value.

Kata kunci : cost performance, manfaat, investasi, Information Economics

# Rohadi Triatmono

Sistem informasi monitoring lalu lintas devisa (Studi kasus di Bank Indonesia).

Sistem Informasi Monitoring Lalu Lintas Devisa bertujuan untuk memperoleh informasi mengenai kegiatan lalu lintas devisa yang dilakukan oleh penduduk (residents) secara lengkap, akurat dan tepat waktu. Analisa sistem informasi monitoring lalu lintas devisa meliputi Analisa Bisnis dengan menggunakan Porter Competitive Model dan Work Centered Analysis (WCA) Framework, Analisa Proses menggunakan Data Flow Diagram, Analisa Data Modeling menggunakan E-R Diagram dan Analisa Teknologi mengggunakan konsep 3-Tier. Design dan implementasi Sistem Informasi Monigoring Lalu Lintas Devisa meliputi design aplikasi web database (On-Line Transactional Processing/OLTP), design aplikasi datawarehouse (On-Line Analytical Processing OLAP), dan implementasi aplikasi web database dan datawarehouse. Melalui Sistem Informasi Monitoring Lalu Lintas Devisa diharapkan pengambilan kebijakan moneter oleh Bank Indonesia selaku Otoritas Mneter akan lebih efektif dan effisien.

Kata Kunci: Sistem Informasi

# Wirawan Setiadi

Perancangan data warehouse Stdi Kasus: PT Bank Mandiri (Persero)

Kunci sukses bagi sebuah perusahaan untuk bertahan pada masa sekarang adalah kemampuan untuk menganalisa, merencanakan dan bereaksi terhadap perubahan lingkungan bisnis secara cepat dan akurat. Kemampuan ini hanya dapat dipenuhi dengan tersediannya informasi yang memadai bagi para manajer, direktur dan para pengambilan keputusan lainnya. Informasi yang dibutuhkan tersebut seringkali adalah berupa data operasional dan sulit untuk didapatkan. Walau pun tersedia akses ke data-data tersebut, seringkali format dan struktur data yang ada tidak seperti yang diinginkan. Teknologi Data Warehouse adalah suatu set konsep dan perangkat yang memungkinkan penyediaan akses ke seluruh level informasi perusahaan. Data warehouse memungkinkan suatu organisasi untuk mengumpulkan data-data dari berbagai format dan standar yang berbeda, melakukan analisa atas datatersebut, dan mengeluarkan report-report yang dibutuhkan bagi para analis dan pengambilan keputusan. PT. Bank Mandiri adalah sebuah Bank Pemerintah yang merupakan hasil merger dari empat buah bank. Dalam menghadapi persaingan bisnis perbankan dan untuk meningkatkan kinerja perusahaan, para ekesekutif Bank Mandiri perlu dibekali dengan data-data yang akurat dan terkini unuk menghasilkan keputusan-keputusan strategis. Tulisan dalam tesis ini akan mengangkat tentang studi kasus perencanaan data warehouse pada PT. Bank Mandiri. Pembahsan akan difokuskan pada siklus pengembangan data warehouse, desain dan arsitektur data warehouse, khususnya yang berkaitan dengan informasi data perkreditan nasional pada PT. Bank Mandiri.

# Wiena Safitri

Capacity management terhadap sistem AS/400 (Studi kasus PT XYZ).

Makin berkembangnya aktivitas bisnis yang diiringi dengan pesatnya perkembangan teknologi informasi menuntut adanya pemanfaatan yang optimal atas berbagai sumber daya yang ada. Seiring dengan makin strategisnya peran teknologi informasi dalam aktivitas bisnis, maka pada akhirnya aktivitas pengelolaan sumber daya TI akan menjadi bagian yang tidak terpisahkan dari rangkaian proses bisnis perusahaan secara keseluruhan. Salah satu upaya untuk mengoptimalkan pemanfaatan sumber daya teknologi informasi itu adalah dengan cara melakukan manajemen terhadap server. Salah satu aspek penting mengenai server adalah memadai tidaknya kapasitas server tersebut untuk memenuhi kebutuhan perusahaan dalam batas-batas pelayanan yang diinginkan. Untuk menjamin terpenuhinya kebutuhan itulah maka dilakukan suatu proses kerja yang disebut sebagai Manajemen Kapasitas atau Capacity Management. Tesis ini membahas mengenai aktivitas Manajemen Kapasitas terhadap suatu mesin AS/400 yang berfungsi sebagai server di PT XYZ. Fakta bahwa kinerja sistem saat ini kurang memuaskan merupakan landasan awal dalam penulisan tesis ini. Selanjutnya akan dianallisa mengenai sebab-sebab buruknya performance itu untuk kemudian dibuat rekomendasi bagi perbaikan sistem AS/400 terutama yang berkaitan dengan faktor kapasitas.

# Danny Hermanto

Perancangan Model sebagai Panduan Implementasi aplikasi Electronic Commerce Business to Customer di Industri Tertentu.

Beberapa tahun lalu teknologi e-commerce adalah sebuah teknologi yang relatif baru dan dapat membantu perusahaan dalam memperluas pasar, menjual produk, mengurangi biaya transaksi, purna jual dan lain sebagainya. Menyadari prospek yang ditawarkan perusahaan membabi buta utk menerapkan e-commerce pada bisnisnya. Bahkan e-commerce menjadi trend yang wajib diikuti oleh setiap perusahaan. Sebagian dari perusahaan berhasil mengambil keuntungan berlipat ganda dengan implementasi Tsb ttp tidak sedikit yang gagal dan harus melakukan perubahan mendasar sistem e-commerce perusahaan. Seiring dengan perkembangan teknologi informasi perusahaan mulai hati-hati dalam menerapkan e-commerce. Dengan pesatnya perkembangan e-commerce saat ini banyak sekali solusi yang ditawarkan oleh berbagai vendor untuk mengimplementasikan teknologi ini. Perusahaan kemudian mengalami kesulitan dalam menentukan aplikasi mana yang dapat memberikan pengembalian investasi terbesar dan meningkatkan kesiapannya untuk menerapkan e-commerce di bidang bisnisnya. Tugas akhir ini memperkenalkan sebuah model untuk membantu perusahaan dalam mencari solusi alternatif masalah tersebut. Model Implementasi E-commerce adalah sebuah matriks yang dapat membantu perusahaan untuk menerapkan teknologi e-commerce pada bisnisnya Model terdiri dari 5 jenis industri berbeda, aplikasi e-commerce dan karakteristik industri untuk memberikan pertimbangan tentang hal-2 yang perlu mendapat perhatian khusus dalam implemntasi tersebut. Pada bagian akhir dari t.a. ini penulis memberikan contoh penerapan model pada perusahaan yang telah berhasil menerapkan teknologi e-commmerce.

Kata kunci: E-commerce, Kesiapan Perusahaan dan Model.

# Huda Mohamad Elmatsani

Penggunaan componenet-based development dalam pengembangan aplikasi electronic commerce studi kasus: Online store

This thesis describes a process of designing electronic commerce (e-commerce) application for an Online Store. The aim of the thesis is to study how to develop business component of e-commerce application using component=based development (CBD). CBD is an approach in developing software based on reuquirement, specification, provisioning and assembling business component. The thesis covers requirement and specification phases. The requirements of an Online Store can be eliciated by understanding the business process and problem domain specified into use case model and business concept model. Use case describes interaction between user and system that results Display Product, Select Product, Order Product and Access Customer. While business concept model describes problem domain in the Online Store includes Frontstore, Catalog, Product, Shopping Cart, Order, Payment, Shipping and Customer. Specification is the system designphase divided into three activities, those are component identification, component interaction and component specification. In this phase, business type model, interface specification, component specification, and component architecture artifacts are resulted. Component identification activity identifies business interfaces based on business type model and analyzes use case model to specify system interfaces This activity also result initial component architecture. In the componenet interaction activity, we define business operations through assessing business interface and system interface.l The results from this activity refines component specification and component architecture. Component specificatio

# Yohanes Bowo Widodo

Pengenalan kelompok FONEM berbasis jaringan syaraf buatan menggunakan algoritma pembelajaran extended least squares

Salah satu cara interaksi manusia dan komputer adalah melalui suara. Dalam beberapa hal cara ini memiliki beberapa kelebihan dibandingkan dengan interaksi melalui gerakan mekanis. Agar interaksi melalui suara berjalan baik, salah satu kemampuan yang harus dimiliki oleh komputer adalah kemampuan menenali suara manusia, yaitu tersusun dari fonem-fonem apa saja suara tersebut. Penelitian ini mempelajari karakteristik suara yang diucapkan oleh manusia dan menentukan kelompok fonem apa saja yang menyusun suara tersebut. Kelompok fonem yang dimaksudkan meliputi Vowel, Nasall, Buzzzbar, Voiced Plosive, Unvoiced Plo=asive, Voiced Fricative, Unvoiced Fricative, silent. Keluaran dari proses ini dapat dipergunakan sebagai parameter bantu yang sangat bermanfaat untuk mengenali fonem apa saja yang membangun suatu suara masukan. Pendekatan pemecahan masalah yang digunakan adalah Jaringan Syaraf Buatan. Suatu cara yang memang cocok untuk masalah-masalah pengenalan pola, dimana karakteristik permasalahannya adalah tidak lengkapnya input, ketidak tegasan aturan dan adanya noise. Arsitektur jaringan syaraf yang dipilih adalah jaringan feedforward backpropagation. Algoritma pembelajaran yang digunakan adalah algoritma pembelajaran Extended Least Square, suatu metoda yang memadukan teknik Least Square dan gradient descent. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pembelajaran menggunakan Extended Least Square (ELS) memiliki tingkat konvergensi yang jauh lebih tinggi dibandingkan pembelajaran menggunakan Backpropagation standar, terutama pada awal pembelajaran.

# Humuntal Rumapea

Kajian Kinerja Fuzzy C-means clustering multiresolusi pada segmentasi citra inderaja

Segmentasi citra adalah salah satu bagian penting dari pemrosesan citra, yang bertujuan untuk melakukan pembagian citra menjadi beberapa wilayah yang homogen berdasarkan kriteria kemiripan tertentu. Salah satu metode yang dapat digunakan untuk ini adalah dengan algoritma Fuzzy C-Means clustering. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk melakukan kajian terhadap kinerja dari algoritma Fuzzy C-Means tersebut bila proses clustering citra dilakukan secara multiresolusi, dan selanjutnya membandingkannya dengan clustering secara konvensional. Untuk membangun citra multiresolusi atau citra dengan resolusi yang berbeda=beda digunakan transformasi wavelet, yakni dengan melakukan proses dekomposisi untuk menghasilkan citra dengan resolusi yang lebih kecil , dan sebagai bahan uji coba digunakan citra inderaja. hasil uji coba menunjukkan, bahwa pengklusteran citra dengan Fuzzy C=Means multiresolusi memiliki kinerja yang lebih baik dari cara konvensional, terutama bila dilihat dari sisi biaya komputasi, demikian juga dari sisi hasil, pengklusteran citra multiresolusi juga menghasilkan kluster yang lebih kompak.

xiii + 93 hlm.;gbr.+ tbl.; Bibliografi : 19 (1973-1999)

# Pramono Sigid Darmawan

Analisis penerapan knowledge management pada industri manufaktur (studi kasus P.T. Toyota Astra Motor)

Di Indonesia Knowledge Management (KM) memang belum dikenal secara luas. Namun apabila diamati, ada banyak aktifitas di dalam perusahaan-2 yang merupakan bagian dari penerapan KM, baik dari sisi infrastruktur organisasi maupun teknologi. Dengan mengembangkan potensi penerapan KM di dalam perusahaan, maka hal tersebut. dapat menjadi salah satu faktor keunggulan bersaing. Dari sisi infrastuktur teknologi, dukungan teknologi komputer dan komunikasi merupakan faktor pemungkin bagi orang untuk berbagi informasi tanpa dibatasi tempat dan waktu [Benn00]. Kesempatan untuk berbagi informasi ini memberikan peluang untuk menerapkan KM dalam suatu organisasi. Namun peluang tersebut. belum dapat dimanfaatkan secara optimal, karena infrastruktur organisasi yang belum mendukung. Tesis ini bertujuan untuk meneliti bagaimana penerapan proyek KM dalam suatu perusahaan. Obyek studi kasus dalam tesis ini adalah Divisi Production Control dari P.T. Toyota Astra Motor (TAM). Metodologi yang digunakan dalam melakukan penelitian ini adalah Perencanaan Sistem Informasi dari Turban [Turb96]. Langkah-langkah dari Perencanaan Sistem Informasi tersebut adalah menentukan Strategi Bersaing perusahaan, kemudian menentukan kebutuhan informasi organisasi dan diakhiri dengan penentuan model konseptual penerapan KM di Divisi Production Control.

Kata kunci: Knowledge Management, Divisi Production Control, Waktu Siklus, Proses Taktis, Aplikasi KM Integratif, Critical Success Factor Davenport.

# Evianti

Analisis dan perancangan sistem informasi sumber daya manusia Studi Kasus di Universitas Indonesia.

Dengan kebijakan pemerintah untuk menerapkan otonomi perguruan tinggi, Universitas Indonesia (UI) sebagai perguruan tinggi yang berstatus badan hukum, dituntut untuk mandiri dalam penyelenggaraan kegiatannya. Perjalanan menuju otonomi peruguruan tinggi akan menghadapkan UI pada restrukturisasi yang substansiall, mulai dari visi, misi, manajemen, hingga cara melakukan dan mengevaluasi proses-proses yang mendukungnya. Salah satu fungsi dalam organisasi UI yang terkena imbas pemberlakuan otonomi adalah pola manajemen sumberdaya manusia (SDM). Manajemen SDM terdiri dari berbagai proses bisnis yang mencakup setiap fasa dalam rentang masa kerja setiap individu yang bekerja pada suatu organisasi. Dengan otonomi, kompleksitas proses SDM yang semula ditangani pemerintah bergeser menjadi tanggung jawab UI. Karena itu, dukungan sistem informasi untuk membantu kegiatan SDM mutlak diperlukan, sehingga kompleksitas masalah dapat berkurang. Tesis ini akan menganalisis dan merancang sistem informasi SDM yang sesuai untuk diterapkan di UI. Pendekatan terhadap rancangan akan dilakukan dari dua sisi, yaitu dari sisi proses dan dari sisi pengguna. Dari sisi proses sistem informasi harus dapat mendukung setiap proses yang terjadi dalam kegiatan manajemen SDM. Dari sisi pengguna, sistem informasi harus bisa memberikan informasi yang dibutuhkan oleh pengguna dengan mudah, cepat, dan akurat. Rancangan sistem informasi juga mempertimbangkan kemajuan dan tren teknologi, terutama perkembangan teknologi intranet. Dengan memanfaatkan web browser yang ada di korporat intranet, pengguna akan menemukan kemudahan dalam berinteraksi dengan sistem dan mengakses informasi yang diperlukan.

# Nunik Palupi Nindyasari

Analisa Penerapan Teknologi Informasi Terhadap bisnis pengelolaan Kartu Kredit Pada Bank X

Dengan perkembangan teknologi yang semakin pesat dan makin meningkatnya kecepatan arus informasi akibat globalisasi, menyebabkan peranan teknologi informasi menjadi vital dan sangat menentukan bagi sebuah bank dalam meningkatkan kemampuannya menghadapi persaingan di pasar bebas dan mampu memberikan pelayanan yang memuaskan bagi nasabah. Tujuan penulisan ini adalah untuk mengukur dan menilai apakah suatu teknologi informasi telah diterapkan dengan tepat dan efisian sehingga dapat meningkatkan kinerja dan pelayanan suatu bank. Tujuan penulisna ini adalah untuk mengukur dan menilai apakah suatu teknolgi informasi telah diterapkan dengan tepat dan efisian sehingga dapat meningkatkan kinerja dan pelayanan suatu bank. Tujuan penulisan ini adalah untuk mengukur dan menilai apakah suatu teknologi informasi telah diterapkan dengan tepat dan efisien sehingga dapat meningkatkan kinerja dan pelayanan suatu bank. Dalam penulisan tesis ini dpergunakan pendekatan studi kepustakaan dan studi survey. Studi kepustakaan dilakukan dengan cara mempelajari buku-buku cetak, membuka internet serta mempelajari laporan penelitian yang berhubungan dengan masalah yang dibahas.Studi survey dilakukan dengan cara menanyakan langsung ke pihak-pihak terkait dalam Bank X. Sebagai obyek penelitian dipilih penerapan teknologi informasi untuk bisnis kartu kredit di suatu bank BUMN, sehingga dapat dilihat apakah penerapan teknologi informasi untuk bisnis kartu kredit telah diterapkan dengan baik dan effisien. Sehingga apabila sebuah bank mampu menerapkan teknologi informasi dengan baik dan efisien, maka hal itu akan memberikan manfaat yang besar bagi nasabahnya serta bagi kepentingan bisnisnya sendiri di masa depan.

# Rindang Karyadin

Perancangan Sistem Informasi pada perusahaan manufaktur (studi kasus: PT Wiraswasta Gemilang Indonesia)

Kemajuan teknologi informasi memaksa perusahaan untuk menerapkannya agar dapat tetap bertahan di lingkungan bisnisnya. Demikian juga halnya dengan PT. WGI sebagai perusahaan manufaktur. Dengan semakin meningkatnya volume transaksi dan jumlah konsumen, juga peningkatan persaingan dengan kompetitor, maka sistem manual menjadi penghambat kegiatan bisnis. Sebagai perusahaan manufaktur, inventori sering menjadi masalah karena kekurangan bahan baku menghambat proses produksi. Demikian juga bila informasi stok inventori dari produk tidak diketahui secara akurat, mengakibatkan proses pengolahan order pesanan dari konsumen menjadi lambat yang dapat menyebabkan ketidakpusasan konsumen. Untuk mempercepat proses administrasi dan meningkatkan kepuasan konsumen, maka PT. WGI perlu menerapkan sistem informasi yang tepat. Penelitian ini dimaksudkan untuk merancang sistem informasi yang dapat melakukan kontrol inventori secara akurat pada perusahaan manufaktur. Perancangan dilakukan dengan melakukan analisis terhadap kegiatan-kegiatan yang ada di PT. WGI, dan membuat desain sistem informasi yang sesuai. Dalam perancangannya digunakan metodologi System Development Life Cycle, sedangkan untuk basis datanya menggunakan model relasi.

# Teja Sukmana

Desain dan implementasi basis data multidimensi untuk pengembangan aplikasi pemantauan biaya (Studi Kasus: PT ARCO)

Proses mendesain basis data dengan baik merupakan salah satu hal penting yang perlu diperhatikan dalam nenunjang keberhasilan pemakaian suatu aplikasi. Desain basis data yang baik dan efektif harus memperhatikan user requirement dan sifat data yang diakses oleh aplikasi yang bersangkutan. Sejak tahun 1996 ARCO Indonesia mulai memakai aplikasi BVA (Budget versus Actual) yang merupakan aplikasi untuk memantau pemakaian alokasi biaya yang telah dianggarkan setiap bulannya. Aplikasi tersebut mengakses sistem basis data relasional yang juga dipakai oleh aplikasi Orcle Financial. Pada dasarnya aplikadsi BVA lebih bersifat query intensif dimana bnayak terajadi proses gropuing dan rollup untuk mengahasilkan data agregasi. Aplikasi tersebut juga mengakses struktur data yang lebih bersifat multidimensi daripada relasional, sehingga pemakaian tipe basis data relaisional dirasakan kurang tepat. Akibat dari kondisi tersebut dan ditambah dengan adanya sharing resource basis data dengan aplikasi lain mengakibatkan performance aplikasi ini menjadi tidak stabil. Untuk mengatasi masalah ini, diperlukaan desain basis data baru yang sesuai dengan sifat aplikasi yang dimaksud. Desain basis data tersebut harus mendukung teknologi multidemensi yang dapt memenuhi kebutuhan proses multilevel dan multidimensional agregates, multidimensional analytical calculation serta ad hoc review reorganizations (Thomsen,1997).

# Budi Sulistijo

Pengukuran nilai ekonomis proyek intranet virtual private network dan sistem informasi eksekutif pada industri asuransi kerugian dengan metoda...

Dalam dekade terakhir ini, internet telah mengubah di dalam berbisnis. Salah satu kelemahan dari penggunaan jaringan internet adalah lemahnya keamanan terhadap data yang melewati jaringan tersebut. Data yang lewat akan dapat dengan mudah dikenali sehingga mudah pula untuk diganti atau disadap oleh seseorang yang berniat ingin mencuri. Oleh sebab itu adalah sangat riskan membiarkan data-data yang menjadi rahasia perusahaan dapat diganggu di dalam perjalannya. Untuk mengatasi masalah tersebut, tersedia suatu teknologi yang relatif baru dikenal dengan sebutan Virtual Private Network (VPN). Pemanfaatan VPN sebagai jaringan komunikasi data di dalam PT Jasa Raharja (Persero) dinilai sangat tepat, mengingat perusahaan ini memiliki banyak kantor yang secara geografis tersebar di seluruh pelosok Indonesia serta tidak mementingkan kecepatan di dalam koneksi. Namun demikian, penerapan teknologi intranet-VPN memerlukan suatu pengkajian yang mendalam terhadap utif (SIE) pada dasarnya adalah suatu sistem pelaporan atau penyedia yang khusus dirancang untuk manajemen puncak. Informasi yang dihasilkan pada umumnya bersifat ringkasan dan memiliki cakupan yang luas. Dengan informasi yang disajikan oleh SIE, manajemen puncak dapat mendayagunakan teknologi informasi untuk mengendalikan organisasi dengan lebih mudah. Pengambilan keputusan dapat didasarkan pada analisis informasi yang mutakhir.Disamping itu, suatu SIE akan dapat menyediakan beberapa indikator keadaan kritis yang dapat dipantau dengan mudah oleh pemakainya. Terdapat 2 jenis manfaat yang akan diperoleh ketika menerapkan suatu teknologi, yaitu manfaat yang tidak terukur (intangible benefit) dan manfaat yang terukur(tangible benefit)...

# Rony Malino Batti

Penerapan notasi UML dalam metode pengembangan sistem perangkat lunak secara iteratif studi kasus: DROP-in box system di Fasilkom UI.

Mekanisme pengumpulan tugas dalam kegiatan akademis di lingkungan Fasilkom saat ini sebagian besar masih memakai locker untuk menampung hardcopy dan/atau softcopy yang dikumpulkan oleh siswa. Diberlakukannya penalty terhadap keterlambatan dari batas waktu membutuhkan monitoring setiap inverval waktu tertentu. Ini menajdi tidak praktis jika masa keterlambatan melewati akhir pekan atau liburan. Pengumpulan tugas melalui e-mail bisa mengakibatkan tingginya network traffic terutama mendekati batas akhir/deadline. Di samping itu, quota mailbox bisa sangat cepat terpenuhi jika tugas melibatkan ukuran dokumen yang sangat terbantu jika didukung oleh teknologi informasi yang memadai. Tugas akhir ini berusaha membantu mengatasi permasalahan yang dihadapi oleh mekanisme konvensional diatas, yaitu dengan membuat Drop-in Box system dimana siswa dapat melakukan pengumpulan tugas ecara on-line. untuk mengumpulkan tugas, siswa yang terdaftar dapat meng-upload dokumen yang diisyaratkan dalam tugas ke suatu URL tertentu yang telah ditentukan. Sistem akan merekam data "transaksi" berupa login name, daftar dokumen yang di-upload, waktu transaksi", serta ID yang secara unik dibuat untuk validasi serta mengantisipasi komplain. Data "transaksi" ini selain disimpan dalam sistem juga dihasilkan ke dalam bentuk file yang dapat disimpan ataupun dicetak oleh siswa sebagai tanda terima (receipt) pengumpulan tugas yang sudah dilaksanakan. Segi kepraktisan, keamanan dan pencatatan-waktu (time-stamp) pengumpulan tugas dapat sekaligus terjawab oleh sistem ini. Perancangan Drop-in Box System dilakukan dengan metode pengembangan secara iteratif dengan notasi UML berbantuan software tool dari Rational Rose.

# Satwiko Nursidharto

Perencanaan strategis sistem informasi di Badan pengkajian dan penerapan teknologi

Konsep Informasi telah berubah kembali, Informasi kini dipandang sebagai Asset atau Resources yang bernilai strategis. Informasi tampil untuk dinilai sebagai sumber hakiki keunggulan strategis yang harus diperhitungkan. Perubahan konsep-konsep Informasi ini mencerminkan kemajuan-kemajuan dalam Teori dan Perencanaan Strategis juga menjadi Fondasi untuk Keunggulan Kompetitif dan Sukses yang Berkelanjutan. Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi atau disingkat BPPT, adalah suatu Badan yang melakukan Perumusan Kebijaksanaan Umum dalam Pengkajian dan Penerapan Teknologi bagi Perindustrian dan Pembangunan Nasional, serta bergerak di bidang RdanD (Research and Development), dan juga memberikan Pelayanan Teknologi ke pada Instansi Pemerintah maupun Swasta. Dalam Tesis ini dilakukan studi dan analisis kebutuhan-kebutuhan Essensial Informasi di BPPT, baik untuk jangka pendek maupun jangka panjang baik yang sedang berjalan maupun rencana-rencana di masa mendatang, sehingga bisa didapat suatu pengertian yang jelas untuk membangun Perencanaan Strategis S1 yang efektif. Beberapa metodologi yang digunakan untuk itu adalah Model Manajemen Strategiss dan Zachman Framework for Information Systems Architecture. Juga akai Pendekatan beberapa Metodologi lainnya. Dengan analisis ini disusun dan dibuat Perencanaan Strategis SI dan TI BPPT yang menjelaskan keseluruhan Strategi SI bagi semua kegiatan BPPT, dan sejumlah Usulan Kebijakan SI dan TI.

# Syahrizal

Strategi perencanaan sistem dan teknologi informasi pada aplikasi pelelangan online berbasis WEB di Indonesia

This thesis outlines a planning strategy for information system/technology for web-based online auction business. Implementation of this business in Indonesia requires a distinct strategy tailored to meet present and future situation, e.g. number of internet users and its growth rate, and the competition. For that purpose, a good business and information system/technology planning strategy is a mandatory. Methodologies used in this thesis cover business environment evaluation-both internal and external, competition, and definition of strategic informationrequirements as stages in strategic planning process. The infrastructure design for business application is started with capacity planning and knowledge on available technology at this time. Benefit-Cost Analysis is done for economical aspect view of online auction business. Requirement specification for hardware/software can be found in this thesis with capacity plannning works is based on applicable assumptions in Indonesia. The results of the analysis and calculation show that break-even point in this business is reached in a relatively long-term period, from business point of view. However, the forecasted growth rate will increase exponentially after those critical periods on time.

--Online auction, auction, e-commerce, planning , information-system infrastructure. --ix+114; 26 figures; 5 tables --reference: 12 (1989-2000).

# Catur Iriyanto

Perencanaan Strategis pada Lembaga Pemerintah (Studi kasus pada direktorat Jenderal "T")

Seringkali terjadi bahwa organisasi menetapkan rencana pengembangan sistem informasinya berdasarkan pada sebuah pengkajian yang tidak menyeluruh dan mendalam, tetapi lebih banyak karena kebutuhan untuk menyelesaikan permasalahan yang sudah ada di depan mata. Sehingga implementasi dari suatu pengembangan sistem informasi seringkali hanya bersifat sporadis, bukan merupakan bagian dari suatu rencana strategis yang menyeluruh. Pada kenyataannya, Hal-hal semacam itu lebih banyak terjadi di lembaga-lembaga pemerintah, yang didukung oleh sifatnya yang exclusive dan protective, yang melahirkan sifat monopolis. Oleh karena itu, suatu proses penyusunan rencana strategis untuk suatu lembaga pemerintah yang sistematis dan menyelruh menjadi penting artinya. Beberapa teori tentang strategic planning telah banyak dibahas dan masing-masing memiliki pendekatan yang berbeda dengan kelebihan dan kekurangannya. Di dalam tulisan ini, terdapat 2 (dua) pendekatan yang masing-masing diperkenalkan oleh John Ward, dkk [WAR96] dan Peter Wright, dkk [WRI98], yang dijadikan acuan utama. Meskipun pada akhirnya diusulkan sebuah teori kombinasi yang merupakan gabungan dari kedua teori tersebut, dengan maksud untuk memberikan peluang jika diperlukan analisa yang lebih dalam pada setiap tahapn. Secara ringkas, teori kombinasi memberikan suatu guide line dalam menyusun suatu rencana sistem informasi strategis, yang mencakup: analisa lingkungan makro (pasif dan aktif), analisa lingkungan mikro industri (Porter's Competitive Forces), analisa internal organisasi (SDM, organisasi, dan aset-aset yang ada), menetapkan misi, visi, sasaran (goals), strategi.

# A. Budi Santoso S

Kajian dan Perencanaan Strategis Sistem Informasi Di Badan Meteorologi dan Geofisika (BMG).

Information system has been already an important thing and had strategic value in modern management in many organizations. The Challenges of globalization and information era, which have circulated and traded a lot of data/information, has become a reality in our daily life. Therefore, a professional and organized maintaining of information resources for sake of efficient and effective organization's activities is needed to reach their goals/objectives. BMG, as the large scale of state organization, must guarantee and maintain the availability of information resources for the internal organization needs and their consumers who are using their services. In the other hand, the increase of demand of a better product/ service quality is a challenge factor for the existing information system to support the organization's performance. By seeing the important role dan function of government organization dan their complexity of tasks, so the informations ystem, which supported by the sufficient technology, is a must. The strategic planning of information system is needed to give a foundation and direction in developing and expanding the information system, so its resources could be used optimally to obtain the goals of government organization's tasks. This thesis is taking Meteorological And Geophysical Agency (Badan Meteorologi Dan Geofisika/BMG) as a study case in analyzing the existing information system and making a strategic planning recommendation of information system for that organization. The methodology that'll be applied in this information system strategic planning is started with survey to BMG heasquarter for obtaining...

# Yugo Goutomo

Perencanaan strategis sistem informasi studi kasus pada koperasi warung JK

Industri perdagangan eceran (ritel) merupakan salah satu industri di Indonesia yang mememiliki potensi besar untuk dapat terus berkembang. Namun persaingan dalam industri ini sangat ketat karena perusahaan regional seperti Koperasi Warung Jembatan Kesejahteraan (Koperasi JK) harus menghadapi perusahaan ritel nasional dan perusahaan ritel asing yang telah berpengalaman. Agar dapat bersaing dalam situasi tersebut Koperasi JK harus memiliki perencanaan strategis yang baik. Untuk dapat menjalankan strategi tersebut, harus pula dibuat perencanaan strategis sistem informasi atau teknologi informasi yang mendukung rencana dan pengembangan bisnis organisasi. Tesis ini akan melakukan studi untuk membuat model Perencanaan Strategis Sistem Informasi yang sesuai bagi Koperasi JK khususnya unit bisnis JK distribusi. Model tersebut akan dibuat dengan menggunakan kerangka kerja Perencanaan Strategis SI/TI (framewaork for IS/IT strategic planning process) yang diajukan oleh John Ward. Model Perencanaan Strategis tersebut akan memberikan gambaran kepada organisasi Koperasi JK mengenai sistem atau aplikasi yang sedang berjalan sekarang,langkah-langkah dan prioritas pengembangan sistem informasi untuk mendukung strategi bisnis, dan rencana implementasi strategi sistem informasi organisasi. Model ini merupakan suatu usulan yang akan disampaikan kepada manajemen Koperasi JK.


link : http://kambing.ui.ac.id/bebas/v02/org/vlsm/fusilkom-ui/fusilkom-01-mti01abs.html